AyatKursi Latinnya dan Terjemahannya Bahasa Indonesia (Full MP3 dan Tulisan Arab Latin) 7. Berikut adalah contoh redaksi dalam buku yasiin dan majmu syarif, konten mungkin berbeda-beda sesuai dengan permintaan pemesan. 8. Cetak Buku Yasin. 9. Anda bisa mendownload atau mencetak gambar atau foto Contoh Kata Pengantar Buku Yasin di bawah ini
Posted 31 Maret 2011 in Qur'an Tagfaedah, qur'an Dari Kitab Majmu` Syarif Kamil Ayat tujuh terdiri atas 1. At-Taubah 51 قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ Katakanlah “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” 2. Yunus 107 وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 3. Hud 6 وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata Lohmahfuz. 4. Hud 56 إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” 5. Al-Ankabut 60 وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa mengurus rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 6. Fathir 2 مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. 7. Az-Zumar 38 وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab “Allah”. Katakanlah “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri. Ka`b al-Akhbar mengatakan bahwa, dengan seizin Allah SWT pembaca ayat tujuh mendapatkan keselamatan dari setiap bahaya dan musibah. ALLAHU A’LAM BISH-SHAWAB
KitabMajmu' Syarif abadi ini terdiri atas: Surah-surah al-Quran pilihan. Kumpulan doa keadaan berikut fadhilahnya. Yasin Tahlil berikut tata cara lengkap merawat jenazah. Adab berdoa, zikir, dan shalawat. 1 rangkaian lengkap Ratibul Haddad. 13 shalawat Nabi dan fadhilahnya. 99 Asmaul Husna. 7 Haikal.
Hiruk pikuk kehidupan menyibukkan manusia mengerjakan banyak hal keduniaan. Mereka berlomba-lomba menggapai target kerja dan keuntungan setinggi mungkin. Rutinitas tersebut membuat mereka jenuh. Dalam keadaan itu mereka mencari hal lain yang membuat hati tenang dan damai. Hal yang seperti itu ada pada munajat kepada Allah, seperti yang terdapat dalam Kitab Majmu’ Syarif. Ini adalah kitab yang unik. Tidak diketahui siapa pengarangnya, tapi dibaca oleh banyak orang sejak lama. Pada era 80-an kitab ini diterbitkan dan disebarluaskan dalam bentuk Arab dan Arab pegon. Namun kini sudah banyak yang menerbitkan Majmu’ Syarif dengan memadukan tulisan Arab dan latin. Kitab Majmu’ Syarif adalah surat-surat pilihan yang diambil dari Alquran, kumpulan doa, zikir, dan shalawat. Kandungan tersebut menenangkan hati siapa pun yang membacanya sesuatu yang menjadi penyejuk hati mereka yang lelah menyelami keduniaan yang fana. Dengan membaca Majmu’ Syarif, seseorang dapat memilih, apakah ingin membaca surat Alquran pilihan, berdoa, bershalawat, berdzikir, atau mempelajari perawatan jenazah. Buku ini tidak membahas hal keduniaan. Isinya adalah tentang bermunajat berdasarkan tradisi Rasulullah dan ulama. Dan yang terakhir adalah tentang kematian, seperti bagaimana memandikan dan mengafani jenazah. Kemudian ada tuntunan bagaimana kita yang masih hidup mendoakan mereka yang sudah wafat. Dari sini dapat diketahui, bahwa Majmu’ Syarif adalah kitab persiapan setiap orang untuk menghimpun bekal menghadapi kematian. Kitab ini terdiri dari empat bagian. Pertama adalah surat – surat Alquran pilihan. Kebanyakan adalah surat Makkiyah yang pendek, seperti Yasin. Sebagian Muslim kerap membaca surat ini pada malam jumat atau ketika berziarah kubur. Mereka berniat membaca surat Yasin yang pahalanya dihadiahkan kepada mereka yang sudah tutup usia. Khusus tentang Surat Yasin, Kitab Majmu’ Syarif mencantumkan doa yang biasa dibaca setelah membaca surat tersebut. Selain Yasin, terdapat pula Surat Al-Waqiah. Ini adalah surat yang memiliki fadilah tersendiri. Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki 1944-2004 pernah menjelaskan bahwa dengan membaca dan mentadaburkan surat ini akan memudahkan seseorang mendapatkan rezeki. Berdasarkan riwayat, Sayyid Muhammad mengungkapkan, para sahabat Rasulullah kerap menganjurkan keluarganya untuk membaca surat ini pada malam hari. Lainnya terdapat surat Ar-Rahman. Ini adalah surat yang menyentuh hati pembacanya tentang pentingnya bersyukur. Kalimat fabi ayyi alai rabbikuma tukadziban فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ/ nikmat mana lagi yang engkau dustakan sering diulang. Ayat ini menjadi pengingat dan ajakan kepada siapa pun untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerahkan di dunia ini. Kandungan Majmu' Syarif menenangkan hati siapa pun yang membacanya sesuatu yang menjadi penyejuk hati mereka yang lelah menyelami keduniaan yang fana. Selain itu, masih ada Surat Al-Fatihah atau Ummul Quran, Al-Kahfi, Sajadah, Al-Fath, Al-Mulk Tabarak, Nuh, Al-Muzzammil, An-Naba Amma Yatasaalun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian ada juga ayat pilihan, seperti Ayat Kursi, Ayat lima, Ayat Tujuh, dan Ayat Lima Belas. Bagian kedua kitab Majmu’ Syarif berisikan tujuh ayat pilihan yang menarik untuk dihayati maknanya. Si pengarang yang tidak diketahui siapa orangnya menyebut masing-masing dari tujuh bagian ayat ini dengan haykal هيكل. Haykal pertama adalah ayat kursi atau Surat Al-Baqarah ayat 255. Ini adalah ayat paling agung dalam Alquran. Ayat ini meliputi makna tauhid, kebesaran, dan luasnya sifat Allah. Dia adalah Allah yang memiliki segala makna-makna ketuhanan, dan tidak ada yang berhak bercitra ketuhanan dan peribadahan kecuali hanya Dia. Haykal kedua adalah Surat Ali Imran ayat 35. Ini adalah ayat tentang keluarg Imran yang dikenal taat kepada Allah. Di dalam ayat ini terdapat doa Imran berikut ini رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Artinya Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis. Karena itu terimalah nazar itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" QS Ali Imran ayat 35. Pada Haykal kedua ini juga terdapat potongan Surat Al Isra ayat 77-80 سُنَّةَ مَن قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِن رُّسُلِنَا ۖ وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلًا أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا Artinya Yang demikian itu merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami. Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan laksanakan pula shalat Subuh. Sungguh, shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat. Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah Muhammad, wahai Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan pula aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong-Ku. Haykal ketiga adalah dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah. Ini adalah ayat yang biasa dibaca untuk doa kepada Allah agar Yang Mahakuasa melimpahkan ampunan kepada hamba-Nya yang lupa atau bersalah. Juga agar Allah memberikan cobaan yang tidak melebihi kemampuan si hamba. Haykal keempat adalah Surat Al Isra ayat 81-85. Ayat ini berisikan kebenaran datang melenyapkan kebatilan dan kedudukan Alquran sebagai penyembuh dan kasih sayang untuk orang beriman. Juga ada penjelasan tentang ruh yang merupakan urusan Allah semata. Sedangkan manusia hanya diberikan sedikit pengetahuan mengenai hal tersebut. Haykal kelima adalah Surat Maryam ayat 4-6. Ayat ini menceritakan doa Maryam yang berdoa kepada Allah untuk dikaruniakan keturunan seorang putra yang menjadi pewarisnya. Pada bagian ini juga terdapat Surat Al-Fath ayat 27 yang menceritakan pembebasan Kota Makkah yang menjadi kebanggaan umat Islam. Ketika itu mereka memasuki Masjid al-Haram dengan bahagia. Haykal keenam terdiri dari Surat al-Jinn ayat 1-4. Dalam ayat ini Allah menceritakan adanya bangsa jin yang mengagumi Alquran sehingga mereka beriman kepada Allah. Haykal keenam adalah tentang Surat Al-Qalam ayat 51-52. Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk berhati-hati menghadapi orang kafir. Sebab mereka menganggap Rasulullah Muhammad SAW sebagai orang gila. Selain itu juga terdapat zikir harian, seperti Ratib Al-Haddad. Ini adalah kumpulan zikir yang disusun oleh Habib Abdullah bin 'Alawi bin Muhammad al-Haddad 1634-1720 asal tarim Hadhramaut Yaman. Beliau terkenal sebagai ulama yang pandai melunakkan hati yang keras Haddatul qulub. Selain Ratib Al-Haddad, bagian kedua dari Majmu’ Syarif juga memuat sejumlah shalawat, seperti Nariyah, Shalawat Nur, Thibbul Qulub, Munjiyat, dan lainnya. Juga ada sejumlah zikir dan doa. Bagian ketiga Majmu’ Syarif berisikan pembahasan jenazah, termasuk menguburkan dan mendoakannya. Di sini juga terdapat doa tahlil yang biasa dibaca setelah Surat Yasin. Bagian keempat Majmu’ Syarif berisikan adab membaca Alquran, adab berdoa, dan Asmaul Husna. Desain elegan Ini adalah Majmu’ Syarif yang didesain unik. Halaman sampul dibuat keras hard cover dengan paduan warna yang indah. Dengan membawa kitab Majmu’ Syarif tersebut, seseorang akan tampil elegan dan berwibawa. Cocok untuk dibawa ke mana pun dan dalam momentum apa pun. Tulisan Arab di dalamnya ditulis dengan gaya Naskhi berukuran besar lengkap dengan harakat dan bacaan latin. Ini menjadikan siapa pun yang memegangnya enak membaca isi kitab ini. Kitab ini juga ramah untuk mereka yang belum lancar membaca huruf Arab. Mereka dapat membaca bacaan latin di bagian bawah tulisan Arab.
SuratYasin - Free download as PDF File (.pdf), Text File (.txt) or read online for free. Majmu Syarif Kamil
MANTRA SUKABUMI - Ayat Tujuh merupakan ayat dalam Alquran yang terdapat pada enam surah dalam Al-Quran. Ketujuh ayat dalam Alquran tersebut yaitu Surah At-Taubah ayat 51, Surah Yunus ayat 107, Surah Hud ayat 6, Surah Hud ayat 56, Surah Al-ankabut ayat 60, Surah Fatir ayat 2 dan Surah Az-Zumar ayat 38. Adapun dalam sebuah riwayat yang menjelaskan Ka'ab Al-Akbar mengatakan, bahwa dengan seizin Allah SWT pembaca Ayat Tujuh akan mendapatkan keselamatan dari setiap bahaya dan musibah. Baca Juga Shopee Gandeng Bintang Internasional Jackie Chan dan Joe Taslim di Iklan Shopee Terbaru Untuk mengetahui dan memahami bacaan Ayat Tujuh dapat dilafalkan dibawah ini, seperti lansir dari buku Majmu Syarif, inilah bacaan Ayat Tujuh lengkap arab, latin dan artinya. Dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 51 قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ Latin qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn.
Bacaanayat 7 ini aku persembahin buat anda yang ingin tahu atau ngelancarin bacaan ini, akan tetapi aku menulisnya dalam transliterasi arab latin. Tanpa berlama-lama yuk simak dengan seksama 1. Qullayyusībanā illā mā kataballõhulanā Huwa maulānā wa'alallāHi falyatawakkalil mu'minūn
Di antara hal yang sering dibaca oleh masyarakat di Indonesia adalah ayat tujuh 7, yaitu kumpulan tujuh ayat yang disebutkan memiliki khasiat tertentu jika dibaca dengan jumlah tertentu atau dengan cara dari mana sumber penjelasan bahwa ayat-ayat tersebut memiliki khasiat tertentu, sejauh yang kami tahu selama ini tidak ada dalil yang shahih tentang hal tersebut. Karenanya, jika tidak ada dalil yang shahih tentu tidak layak untuk kita amalkan karena bisa jadi termasuk bid’ah yakni membuat-buat tatacara ibadah tertentu yang tidak dijelaskan di dalam agama Islam atau dikenal sebagai bid’ah. Karenanya kami sarankan untuk tidak mengamalkan hal jika ingin mengetahui tafsir atau isi kandungan penjelasan dari ayat-ayat tersebut, maka silakan saja. Berikut penjelasannyaقُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَArab-Latin qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụnArtinya Katakanlah "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal".وَإِن يَمْسَسْكَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُArab-Latin wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka bikhairin fa lā rādda lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā`u min 'ibādih, wa huwal-gafụrur-raḥīmArtinya Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Menarik Tentang Ayat Tujuh 7Terdokumentasi beberapa penjelasan dari banyak mufassirun terkait kandungan ayat tujuh 7, di antaranya seperti termaktubDan apabila Allah menimpakan padamu wahai rasul, sebuah kesulitan atau bencana, maka tidak ada yang kuasa menghilangkannya kecuali Allah, . Dan kalau Dia menghendaki kehidupan nyaman bagimu atau kenikmatan, tidak ada seorangpun yang dapat menghambatnya darimu. Allah menimpakan kesenangan dan kesulitan kepada orang yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNYa. Dan Dia mahapengampun terhadap dosa-dosa orang yang bertaubat kepadaNya lagi mahapenyayang terhadap orang yang beriman dan taat kepadaNya. Tafsir al-MuyassarJika Allah mengujimu -wahai Rasul- dengan ujian tertentu dan engkau minta agar ujian itu disingkirkan darimu maka tidak ada yang dapat menyingkirkannya kecuali Allah. Dan jika Dia menghendaki kemakmuran untukmu maka tidak ada seorangpun yang dapat menolak anugerah-Nya. Dia memberikan anugerah-Nya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak ada seorangpun yang dapat memaksakan kehendaknya kepada Allah. Dia Maha Menerima tobat dari hamba-hamba-Nya lagi Maha Pengasih kepada mereka. Tafsir al-Mukhtashar107 Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu yaitu keburukan berupa sakit atau kefakiran, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia yang menurunkannya. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu berupa nikmat dan kebahagiaan, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia Maha Pengampun lagi Maha Pengasih bagi hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat. Maka tunduklah kepadaNya dengan berbuat taat dan hindarilah kemaksiatan. Tafsir al-Wajizوَإِن يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu Yakni Allah adalah Dzat yang memberi manfaat dan mudharat. Jika Allah menimpakan kemudharatan kepada hamba-Nya maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia, tidak akan ada yang mampu menolaknya siapapun itu, kecuali Allah semata. وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَآدَّ لِفَضْلِهِۦ ۚ Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya Yaknii tidak ada yang dapat menghalanginya. Segala kebaikan dari Allah merupakan karunia dan kemurahan-Nya, bukan karena hak orang yang diberi yang wajib ditunaikan Allah, dan bagian dari karunia-Nya adalah Allah menciptakan makhluk-Nya, kemudian membaguskan rupanya, dan menempatkan mereka di bumi; dan termasuk karunianya pula hidayah yang diberikan kepada seseorang, serta kenabian yang diistimewakan bagi Nabi Muhammad yang merupakan karunia Allah yang tidak dapat dihalangi oleh siapapun. يُصِيبُ بِهDia memberikan kebaikan itu Dengan karunia dan kemurahan-Nya. ۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya Yang hanya disebabkan Allah hendak memilih mereka bukan karena hak mereka yang wajib Allah tunaikan. وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُdan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Dan termasuk hal yang diampuni oleh Allah adalah ketidakmampuan hamba-hamba-Nya dalam menghitung segala kenikmatan yang diberikan oleh-Nya. Zubdatut Tafsir۞ وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍArab-Latin wa mā min dābbatin fil-arḍi illā 'alallāhi rizquhā wa ya'lamu mustaqarrahā wa mustauda'ahā, kullun fī kitābim mubīnArtinya Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh mahfuzh.Sesungguhnya Allah telah menjamin rizki semua makhluk yang berjalan di atas permukaan bumi, sebagai bentuk karunia dariNya, dan Dia mengetahui tempat tinggalnya saat hidup dan setelah matinya, dan mengetahui tempat dimana ia akan mati. Semua itu sudah tertulis di satu kitab di sisi Allah yang sudah menerangkan semua itu. Tafsir al-MuyassarTidak ada makhluk yang hidup di bumi ini melainkan rezekinya dijamin oleh Allah sebagai wujud kemurahan-Nya kepada makhluk. Dia mengetahui tempat tinggalnya di bumi dan mengetahui tempat di mana ia akan mati. Setiap makhluk hidup bersama rezekinya, tempat tinggalnya dan tempat matinya semuanya tercatat di dalam kitab yang jelas, yaitu Lauḥ Maḥfuẓ. Tafsir al-MukhtasharSemua makhluk pun di atas bumi, baik yang melata maupun berjalan, baik manusia ataupun hewan, tidak ada satu pun melainkan Allah-lah Yang memberi rezeki. Allah memberikan rezeki dengan keutamaan, rahmat dan ihsan. Dia mengetahui tempat tinggal dan tempat penyimpanan para makhluknya, atau tempat hidup dan matinya. Semuanya telah tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh mahfuzh. Tafsir al-Wajizوَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya Berupa makanan yang layak bagi hewan dengan berbagai macam jenisnya sebagai bentuk karunia dan kemurahan Allah. Ketika Allah tidak lalai dari binatang, dengan memberinya rezeki, maka bagaimana Allah akan melalaikan urusan manusia dan segala ucapan dan perbuatannya. وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَاdan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu Yakni tempat tinggalnya dalam tanah sebagai tempat persembunyiannya. وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ dan tempat penyimpanannya Yakni tempat dimana ia akan mati. كُلٌّ فِى كِتٰبٍ مُّبِينٍ Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh mahfuzh Yakni segala yang yang telah disebutkan itu seperti, hewan-hewan, tempat persembunyiannya, tempat ia akan mati, dan rezekinya telah tertulis dalam kitab yang jelas, yaitu dalam Lauh mahfuzh. Zubdatut Tafsirإِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍArab-Latin innī tawakkaltu 'alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī 'alā ṣirāṭim mustaqīmArtinya Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus".Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, tuhanku dan tuhan kalian, pemilik segala sesuatu, yang mengendalikan urusan didalamnya, maka tidak akan ada sesuatupun yang menimpaku, kecuali dengan ketetapanNya. Dan Dia lah Dzat yang mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatupun yang berjalan di muka bumi, kecuali Allah lah pemiliknya, dia berada di bawah kekuasaan dan kendaliNya. Sesungguhnya tuhanku di atas jalan yang lurus.” Maksudnya, mahaadil dalam ketetapan, syariat, dan perintahNya. Dia akan memberikan balasan kepada orang yang berbuat baik atas tindakan kebaikannya, dan orang yang berbuat buruk atas kelakuan buruknya. Tafsir al-MuyassarSesungguhnya aku hanya berserah diri dan bersandar kepada Allah dalam segala urusanku. Karena Dia adalah Tuhanku dan juga Tuhan kalian. Semua makhluk yang melata di muka bumi ini berada di bawah kendali dan kekuasaan-Nya. Dia berhak melakukan apapun terhadapnya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Benar lagi Maha Adil. Maka Dia tidak akan membuatku berada di bawah kendali kalian. Karena aku berada di pihak yang benar dan kalian berada di pihak yang salah. Tafsir al-MukhtasharSesungguhnya aku menyerahkan urusanku kepada Allah, Tuhanku dan kalian. Dialah yang menjagaku dari tipu daya kalian, sekalipun kalian berkorban dalam melakukan kerusakan. Tidak ada hewan yang melata di atas bumi kecuali Allah merajai, berkuasa dan menundukkannya sesuai kehendakNya, sehingga tidak ada manfaat dan kemahdharatan kecuali dengan ijinNya. Sesungguhnya aku berada di jalan kebenaran dan keadilan sehingga Allah tidak akan membuat kalian berkuasa atasku dan kalian tidak akan bisa menzalimi dan mensia-siakanku. Tafsir al-Wajizإِنِّى تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ رَبِّى وَرَبِّكُم ۚ Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu Karena Allah melindungiku dari tipu daya kalian, meski kalian sangat berusaha untuk memberiku mudharat. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Dia menjadi pelindungnya. مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَآ ۚTidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya Yakni seluruh makhluk bernyawa, dan diantaranya adalah kalian yang berada di genggaman-Nya dan dibawah kuasa-Nya dengan penuh kehinaan dan kerendahan. Dan makna dari “memegang ubun-ubunnya”, bahwa Allah adalah pemiliknya yang berkuasa atas dirinya. Dan ubun-ubun adalah batas rambut yang ada di depan kepala. إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍSesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus Yakni Dia berada dalam kebenaran dan keadilan, sehingga Dia tidak menjadikan kalian berkuasa atasku, sebab aku adalah orang beriman yang menyeru ke jalan-Nya, sedangkan kalian adalah orang-orang kafir dan berpaling dari seruan-Nya. Zubdatut Tafsirوَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا ٱللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُArab-Latin wa ka`ayyim min dābbatil lā taḥmilu rizqahallāhu yarzuquhā wa iyyākum wa huwas-samī'ul-'alīmArtinya Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa mengurus rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha berapa banyak binatang yang tidak menyimpan bekal makanannya untuk keesokan harinya, sebagaimana yang dilakukan oleh keturunan Adam. Allah yang memberikan rizki kepada binatang-binatang itu dan kepada kalian. Dia Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian, lagi Maha Mengetahui perbuatan-perbuatan kalian dan pikiran-pikiran yang terlintas di hati kalian. Tafsir al-MuyassarSetiap hewan melata -meski banyak jumlahnya- hingga tidak bisa mengumpulkan rezekinya serta memikulnya, Allah lah yang memberinya rezeki dan memberi rezeki kepada kalian. Maka tidak ada alasan bagi kalian untuk tidak berhijrah karena khawatir kelaparan, dan Dia Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian dan Maha Mengetahui segela niat dan amal perbuatan kalian, tidak ada sedikitpun dari hal itu yang luput dari-Nya, dan Dia akan memberi balasan untuk kalian. Tafsir al-MukhtasharBerapa banyak hewan melata min untuk menjelaskan jenis sesuatu yang banyak di susunan sebelumnya, yaitu banyak hewan melata yang tidak mampu memikul dan melindungi beban rejekinya karena lemah. Allah memberi mereka dan kalian rejeki dengan memudahkan sebab-sebab pendapatan rejeki dan kehidupan. Dia Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian dan Maha Mengetahui keadaan-keadaan dan rahasia-rahasia kalian. Ayat ini diturunkan saat Nabi meminta sahabat-sahabatnya untuk berhijrah ke Madinah lalu mereka berkata “Di sana Kami tidak memiliki rumah dan bangunan. Tidak ada pula orang yang memberi makan dan memberi minum kami.” Kemudian turunlah ayat ini Tafsir al-Wajizوَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ ۚ Dan berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa mengurus rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu Makna ayat ini adalah dan di dunia terdapat banyak hewan yang tidak mampu memikul rezekinya atau menyimpan rezekinya karena ia sangat lemah, namun Allah-lah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kalian dari karunia-Nya. Lalu mengapa kalian tidak bertawakkal kepada Allah yang Maha Kuat dan Maha Kuasa dalam mencari penghidupan sebagaimana tawakkal hewan-hewan yang lemah itu kepada Allah. Ayat ini mengandung peneguhan hati bagi orang yang hendak berhijrah yang masih ragu karena takut terhadap kemiskinan. Zubdatut Tafsirمَّا يَفْتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعْدِهِۦ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُArab-Latin mā yaftaḥillāhu lin-nāsi mir raḥmatin fa lā mumsika lahā, wa mā yumsik fa lā mursila lahụ mim ba'dih, wa huwal-'azīzul-ḥakīmArtinya Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha yang Allah anugerahkan untuk manusia berupa rizki, hujan, kesehatan, ilmu dan nikmat-nikmat lainnya, tidak seorang pun yang kuasa untuk menahan rahmat tersebut, sedangkan apa yang Allah tahan darinya, maka tidak seorang pun mampu melepaskannya sesudahNya. Allah Mahaperkasa yang mengalahkan segala sesuatu, Mahabijaksana yang mengirimkan rahmat dan menahannya sesuai dengan hikmahNya. Tafsir al-MuyassarSesungguhnya kunci-kunci segala sesuatu ada di tangan Allah, apa yang Allah bukakan bagi manusia berupa rezeki, hidayah dan kebahagiaan, maka tidak ada seorang pun yang bisa menahannya, apa yang Allah tahan dari semua itu, maka tidak ada seorang pun yang kuasa melepasnya sesudah Allah menahannya. Dia lah yang Maha Perkasa yang tidak sesuatu pun mengalahkan-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan, takdir dan pengaturan-Nya. Tafsir al-MukhtasharNikmat yang dibukakan dan diberikan Allah kepada manusia seperti kesehatan, keamanan, rejeki, pengetahuan, kenabian dan kebijaksanaan, maka tidak ada seorangpun yang mampu mencegahnya. Dan sesuatu berupa kebaikan yang dicegah Allah dari mereka, maka tidak ada seorangpun yang bisa mencegah terjadinya setelah itu kecuali Allah. Dia adalah Dzat yang Maha Kuat lagi Maha perkaya yang tidak dapat ditaklukkan dan Maha Bijaksana dalam tindakan dan pengaturannya sehingga tidak mungkin salah Tafsir al-Wajizمَّا يَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا ۖ Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya Yakni apa yang Allah berikan bagi mereka berupa hujan, rezeki, dan kebaikan, tidak ada seorangpun yang dapat menolaknya. وَمَا يُمْسِكْdan apa saja yang ditahan oleh Allah Yakni dan tidak ada yang mampu memberi hal-hal itu jika Allah menahannya. Disebutkan dari Mughirah bin Syu’bah bahwa Rasulullah jika selesai mengerjakan shalat, beliau berdoa اللهم لا مانع لما أعطيت ولا معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد “Ya Allah tidak ada Dzat yang mampu menghalangi terhadap orang yang Engkau berikan se-suatu kepadanya. Dan tidak ada Dzat yang mampu mem¬berikan sesuatu kepada orang yang Engkau halangi. Dan tiada berguna orang yang mempunyai keberuntungan di hadapan keberuntungan dari pada-Mu” Pendapat lain mengatakan maknanya adalah bahwa rasul-rasul diutus sebagai rahmat bagi manusia, dan tidak ada yang mampu mengutus mereka kecuali Allah. Zubdatut Tafsirوَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ إِنْ أَرَادَنِىَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَٰشِفَٰتُ ضُرِّهِۦٓ أَوْ أَرَادَنِى بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَٰتُ رَحْمَتِهِۦ ۚ قُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ ۖ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ ٱلْمُتَوَكِّلُونَArab-Latin wa la`in sa`altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqụlunnallāh, qul a fa ra`aitum mā tad'ụna min dụnillāhi in arādaniyallāhu biḍurrin hal hunna kāsyifātu ḍurrihī au arādanī biraḥmatin hal hunna mumsikātu raḥmatih, qul ḥasbiyallāh, 'alaihi yatawakkalul-mutawakkilụnArtinya Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab "Allah". Katakanlah "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah "Cukuplah Allah bagiku". Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah jika kamu wahai rasul, bertanya kepada orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah itu, “Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” niscaya mereka menjawab, “Allah yang menciptakannya.” Mereka mengakui yang Maha Pencipta. Maka katakanlah kepada mereka, “Apakah tuhan-tuhan yang kalian persekutukan dengan Allah itu mampu menjauhkan gangguan dariku yang telah Allah takdirkan kepadaku atau menimpakan keburukan atasku? Apakah ia mampu menahan manfaat yang Allah mudahkan kepadaku atau mencegah rahmat Allah kepadaku?” mereka akan menjawab, “Tidak mampu.” Maka katakanlah kepada mereka, “Allah yang mencukupkan dan menjagaku, kepadaNya-lah orang-orang bersandar dalam mendatangkan kemaslahatan dan menolak kemudaratan mereka. Maka Allah Yang di TanganNya semata ada kecukupan, cukup bagiku dan Dia akan melindungiku dari segala perkara yang membuatku berduka.” Tafsir al-MuyassarBila kamu -wahai Rasul- bertanya kepada kaum musyrikin, “Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” Maka mereka akan menjawab, “Allah yang menciptakannya.” Katakanlah kepada mereka untuk menunjukkan kelemahan tuhan-tuhan mereka, “Katakanlah kepadaku tentang berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah, jika Allah hendak menimpakan malapetaka kepadaku apakah berhala-berhala itu sanggup mengangkatnya dariku, atau Allah hendak memberiku kebaikan sebagai rahmat dari-Nya, apakah berhala-berhala itu mampu menghalang-halanginya dariku?” Katakanlah kepada mereka, “Allah yang mencukupiku, hanya kepada Allah aku bersandar dalam segala urusanku seluruhnya, hanya kepada Allah semata orang-orang yang bertawakal bersandar.” Tafsir al-MukhtasharJika engkau bertanya kepada orang-orang musyrik wahai Nabi “Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi?” Mereka pasti akan menjawab “Allah-lah yang menciptakan keduanya.” Maka setelah mereka berikrar seperti itu katakan kepada mereka “Beritahu aku mengenai sesembahan kalian selain Allah, yaitu berhala. Jika Allah menimpakan musibah kepadaku apakah sesembahan kalian itu bisa menyelamatkanku? Juga jika Allah memberi kenikmatan kepadaku, apakah sesembahan kalian itu bisa mengambilnya dariku? Tidak.” Maka katakanlah, Allah-lah yang mencukupiku, Dia-lah Yang memberiku kemanfaatan atau menolak keburukan yang menimpaku. Hanya kepada-Nya lah semua bergantung, bukan kepada siapa-siapa yang telah dijadikan sandaran selainyNya. Mereka benar-benar akan tahu bahwa segala sesuatu adalah atas izin-Nya. Muqatil berkata “Mereka ditanya seperti itu oieh Nabi, kemudian mereka terdiam. Sehingga turunlah ayat ini.” Tafsir al-Wajizوَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللهُ ۚ Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab “Allah” Allah menyebutkan pengakuan mereka jika mereka ditanya tentang pencipta sesungguhnya bahwa itu adalah Allah, padahal mereka menyembah berhala-berhala. Bagaimana akal mereka dapat membenarkan penyembahan kepada sesuatu yang tidak dapat menciptakan apapun dan penyekutuan Sang Pencipta dengan makhluk-Nya dalam ibadah? قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّا تَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِىَ اللهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كٰشِفٰتُ ضُرِّهِۦٓ Katakanlah “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu Apakah berhala-berhala itu mampu mengangkat musibah yang Allah kehendaki untukku? أَوْ أَرَادَنِى بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكٰتُ رَحْمَتِهِۦ ۚ atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya Sehingga rahmat itu tidak sampai kepadaku? Dan yang dimaksud dengan rahmat yakni kenikmatan dan kesejahteraan. قُلْ حَسْبِىَ اللهُ ۖ Katakanlah “Cukuplah Allah bagiku” Yakni cukuplah Allah bagiku dalam segala urusanku untuk mencari kenikmatan dan menolak kemudharatan. عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri Hanya kepada-Nya orang-orang yang berserah diri itu bersandar. Zubdatut Tafsir Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikianlah variasi penafsiran dari banyak ahli ilmu berkaitan isi dan arti ayat tujuh 7 arab, latin, artinya, semoga membawa faidah untuk kita semua. Dukunglah usaha kami dengan mencantumkan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan
BeliBuku Agama Islam Majmu' Syarif PINK - Kumpulan Doa Dzikir Yasin Tahlil Terbaru July 2022. ️ 15 hari retur
You're Reading a Free Preview Pages 13 to 20 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 27 to 32 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 39 to 70 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 77 to 86 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 93 to 99 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 115 to 129 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 142 to 172 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 179 to 181 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 195 to 200 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 223 to 233 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 238 to 262 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 267 to 269 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 286 to 288 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 292 to 299 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 303 to 317 are not shown in this preview.
Ayatini telah diamalkan oleh para alim ulama' sejak dahulu lagi yang mana ianya turut terkumpul dalam kitab 'Majmu' syarif'. Ayat Tujuh atau Ayat Munjiyat yang dikenali sebagai 'Ayat-Ayat Pelindung & Penyelamat' ini juga baik sekali dibaca dan diamalkan. Apabila Ayat 7 ini diamalkan sekali siang dan sekali malam (sesudah solat
Tak seperti kitab atau buku pada umumnya yang mencantumkan judul dan penulis di halaman sampul. Majmu’ Syarif – begitu nama kitab tersebut – tak mencantumkan nama pengarang atau penyusunnya. Jadi, penulis kitab ini sulit diketahui siapa orangnya, sampai kiamat nanti. Misterius. Hal ini dapat dimaklumi, sebab sebagian ulama dahulu tidak mau mencantumkan namanya di buku yang ditulisnya. Menurut mereka, biarkan saja nama tak tertulis, yang penting isinya adalah pesan takwa dan ilmu yang bermanfaat. Bahkan ada ulama atau wali tertentu yang sengaja menyusun buku, kemudian ditinggalkan di tempat umum. Kemudian orang membacanya, lalu mendakwahkan isinya kepada khalayak. Bukan tidak mau bertanggung jawab. Ulama yang seperti itu ingin melepaskan diri dari belenggu popularitas. Mereka sengaja tak ingin dikenal, ingin tetap mastur, seperti para waliyullah yang tersembunyi di pedalaman, yang jauh dari ingar bingar dan gemerlap kehidupan kota, tapi begitu sibuk dan asyik menikmati kedekatan dengan Allah SWT. Mereka ingin tetap ikhlas berkhidmah untuk Islam dengan menyampaikan ilmu dalam lembaran tulisan, tanpa sedikit pun mengharapkan imbalan dari jerih payahnya. Kitab Majmu’ Syarif adalah salah satu karya ulama semacam itu. Ini adalah kitab yang asyik dibaca di tengah Hiruk pikuk kehidupan duniawi. Isinya adalah doa-doa yang menyejukkan hati untuk dibaca di tengah orang-orang ambisius yang menghalalkan banyak cara demi mendapatkan segudang keuntungan materi. Doa-doa itu berupa rayuan, puja puji hamba yang ditujukan kepada Allah azza wa jalla. Dengan membacanya, seorang abid berharap kedekatan dengan-Nya, hidayah, barakah, rizki, dan ridha-Nya. Kitab misterius ini terbilang unik. Selain tak diketahui siapa pengarangnya, buku ini menjadi pegangan Muslim di Nusantara sejak puluhan tahun silam. Sejak abad ke-20, banyak Muslim membaca buku ini dan mendawamkan berbagai zikir yang ada di dalamnya. Dengan membaca Majmu’ Syarif, seseorang dapat memilih, apakah ingin membaca surat Alquran pilihan, berdoa, bershalawat, berdzikir, atau mempelajari perawatan jenazah. Buku ini tidak membahas hal keduniaan. Isinya adalah tentang bermunajat berdasarkan tradisi Rasulullah dan ulama. Dan yang terakhir adalah tentang kematian, seperti bagaimana memandikan dan mengafani jenazah. Kemudian ada tuntunan bagaimana kita yang masih hidup mendoakan mereka yang sudah wafat. Dari sini dapat diketahui, bahwa Majmu’ Syarif adalah kitab persiapan setiap orang untuk menghimpun bekal menghadapi kematian. Kitab ini terdiri dari empat bagian. Pertama adalah surat – surat Alquran pilihan. Kebanyakan adalah surat Makkiyah yang pendek, seperti Yasin. Sebagian Muslim kerap membaca surat ini pada malam jumat atau ketika berziarah kubur. Mereka berniat membaca surat Yasin yang pahalanya dihadiahkan kepada mereka yang sudah tutup usia. Khusus tentang Surat Yasin, Kitab Majmu’ Syarif mencantumkan doa yang biasa dibaca setelah membaca surat tersebut. Selain Yasin, terdapat pula Surat Al-Waqiah. Ini adalah surat yang memiliki fadilah tersendiri. Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki 1944-2004 pernah menjelaskan bahwa dengan membaca dan mentadaburkan surat ini akan memudahkan seseorang mendapatkan rezeki. Berdasarkan riwayat, Sayyid Muhammad mengungkapkan, para sahabat Rasulullah kerap menganjurkan keluarganya untuk membaca surat ini pada malam hari. Lainnya terdapat surat Ar-Rahman. Ini adalah surat yang menyentuh hati pembacanya tentang pentingnya bersyukur. Kalimat fabi ayyi alai rabbikuma tukadziban فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ/ nikmat mana lagi yang engkau dustakan sering diulang. Ayat ini menjadi pengingat dan ajakan kepada siapa pun untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerahkan di dunia ini. Selain itu, masih ada Surat Al-Fatihah atau Ummul Quran, Al-Kahfi, Sajadah, Al-Fath, Al-Mulk Tabarak, Nuh, Al-Muzzammil, An-Naba Amma Yatasaalun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian ada juga ayat pilihan, seperti Ayat Kursi, Ayat lima, Ayat Tujuh, dan Ayat Lima Belas. Bagian kedua kitab Majmu’ Syarif berisikan tujuh ayat pilihan yang menarik untuk dihayati maknanya. Si pengarang yang tidak diketahui siapa orangnya menyebut masing-masing dari tujuh bagian ayat ini dengan haykal هيكل. Haykal pertama adalah ayat kursi atau Surat Al-Baqarah ayat 255. Ini adalah ayat paling agung dalam Alquran. Ayat ini meliputi makna tauhid, kebesaran, dan luasnya sifat Allah. Dia adalah Allah yang memiliki segala makna-makna ketuhanan, dan tidak ada yang berhak bercitra ketuhanan dan peribadahan kecuali hanya Dia. Haykal kedua adalah Surat Ali Imran ayat 35. Ini adalah ayat tentang keluarg Imran yang dikenal taat kepada Allah. Di dalam ayat ini terdapat doa Imran berikut ini رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Artinya Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis. Karena itu terimalah nazar itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” QS Ali Imran ayat 35. Pada Haykal kedua ini juga terdapat potongan Surat Al Isra ayat 77-80 سُنَّةَ مَن قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِن رُّسُلِنَا ۖ وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلًا أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا Artinya Yang demikian itu merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami. Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan laksanakan pula shalat Subuh. Sungguh, shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat. Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah Muhammad, wahai Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan pula aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong-Ku. Haykal ketiga adalah dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah. Ini adalah ayat yang biasa dibaca untuk doa kepada Allah agar Yang Mahakuasa melimpahkan ampunan kepada hamba-Nya yang lupa atau bersalah. Juga agar Allah memberikan cobaan yang tidak melebihi kemampuan si hamba. Haykal keempat adalah Surat Al Isra ayat 81-85. Ayat ini berisikan kebenaran datang melenyapkan kebatilan dan kedudukan Alquran sebagai penyembuh dan kasih sayang untuk orang beriman. Juga ada penjelasan tentang ruh yang merupakan urusan Allah semata. Sedangkan manusia hanya diberikan sedikit pengetahuan mengenai hal tersebut. Haykal kelima adalah Surat Maryam ayat 4-6. Ayat ini menceritakan doa Maryam yang berdoa kepada Allah untuk dikaruniakan keturunan seorang putra yang menjadi pewarisnya. Pada bagian ini juga terdapat Surat Al-Fath ayat 27 yang menceritakan pembebasan Kota Makkah yang menjadi kebanggaan umat Islam. Ketika itu mereka memasuki Masjid al-Haram dengan bahagia. Haykal keenam terdiri dari Surat al-Jinn ayat 1-4. Dalam ayat ini Allah menceritakan adanya bangsa jin yang mengagumi Alquran sehingga mereka beriman kepada Allah. Haykal keenam adalah tentang Surat Al-Qalam ayat 51-52. Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk berhati-hati menghadapi orang kafir. Sebab mereka menganggap Rasulullah Muhammad SAW sebagai orang gila. Selain itu juga terdapat zikir harian, seperti Ratib Al-Haddad. Ini adalah kumpulan zikir yang disusun oleh Habib Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad 1634-1720 asal tarim Hadhramaut Yaman. Beliau terkenal sebagai ulama yang pandai melunakkan hati yang keras Haddatul qulub. Selain Ratib Al-Haddad, bagian kedua dari Majmu’ Syarif juga memuat sejumlah shalawat, seperti Nariyah, Shalawat Nur, Thibbul Qulub, Munjiyat, dan lainnya. Juga ada sejumlah zikir dan doa. Bagian ketiga Majmu’ Syarif berisikan pembahasan jenazah, termasuk menguburkan dan mendoakannya. Di sini juga terdapat doa tahlil yang biasa dibaca setelah Surat Yasin. Bagian keempat Majmu’ Syarif berisikan adab membaca Alquran, adab berdoa, dan asmaul husna. Desain elegan TUROS PUSTAKA menerbitkan Majmu’ Syarif dengan desain elegan. Halaman sampul dibuat keras hard cover dengan paduan warna yang indah. Dengan warna dasar biru dongker, halaman sampul depan dan belakang dihiasi dengan ornamen indah. Bagian tengah pinggir kiri dan kanan dihiasi tulisan Allah dan Muhammad yang tertulis tebal dengan Khat Kufi. Bagian tengah sampul berupa segi empat putih berisikan judul buku dan kata kunci isi buku. Tampilan seperti itu membuat siapa pun yang membawanya tampil elegan dan berwibawa. Cocok untuk dibawa ke mana pun dan dalam momentum apa pun. Khat Arab di dalamnya ditulis dengan gaya Naskhi berukuran besar lengkap dengan harakat dan bacaan latin. Desain full warna tak hanya di sampul, tapi juga dalam buku. Beberapa huruf dengan hukum tajwid tertentu diwarnai merah, hijau, dan lainnya, sehingga memudahkan pembaca memahami cara dan hukum bacaan. Jadi dengan membaca buku ini, seseorang akan mendapatkan doa, juga ilmu tajwid yang hukum penerapannya dalam membaca Alquran adalah fardhu ain. Bagi yang kurang menguasai Bahasa Arab, tapi ingin berdoa, maka cocok banget memiliki dan membaca Majmu’ Syarif terbitan Turos Pustaka ini. Insya Allah dengan membaca Majmu’ Syarif ini, kemampuan bahasa Arab seseorang akan meningkat. Tak seperti buku lain, buku ini menggunakan kertas HVS, sehingga warna lembaran lebih tahan lama, tidak cepat usang. Judul Kitab Majmu’ Syarif Edisi Eksklusif Ukuran 14 x 20,5 cm Tebal 324 Halaman Penerbit Turos Pustaka Genre Spiritual/ Religi Telpon 085100573324 Tak seperti kitab atau buku pada umumnya yang mencantumkan judul dan penulis di halaman sampul. Majmu’ Syarif – begitu nama kitab tersebut – tak mencantumkan nama pengarang atau penyusunnya. Jadi, penulis kitab ini sulit diketahui siapa orangnya, sampai kiamat nanti. Misterius. Hal ini dapat dimaklumi, sebab sebagian ulama dahulu tidak mau mencantumkan namanya di buku yang ditulisnya. Menurut mereka, biarkan saja nama tak tertulis, yang penting isinya adalah pesan takwa dan ilmu yang bermanfaat. Bahkan ada ulama atau wali tertentu yang sengaja menyusun buku, kemudian ditinggalkan di tempat umum. Kemudian orang membacanya, lalu mendakwahkan isinya kepada khalayak. Bukan tidak mau bertanggung jawab. Ulama yang seperti itu ingin melepaskan diri dari belenggu popularitas. Mereka sengaja tak ingin dikenal, ingin tetap mastur, seperti para waliyullah yang tersembunyi di pedalaman, yang jauh dari ingar bingar dan gemerlap kehidupan kota, tapi begitu sibuk dan asyik menikmati kedekatan dengan Allah SWT. Mereka ingin tetap ikhlas berkhidmah untuk Islam dengan menyampaikan ilmu dalam lembaran tulisan, tanpa sedikit pun mengharapkan imbalan dari jerih payahnya. Kitab Majmu’ Syarif adalah salah satu karya ulama semacam itu. Ini adalah kitab yang asyik dibaca di tengah Hiruk pikuk kehidupan duniawi. Isinya adalah doa-doa yang menyejukkan hati untuk dibaca di tengah orang-orang ambisius yang menghalalkan banyak cara demi mendapatkan segudang keuntungan materi. Doa-doa itu berupa rayuan, puja puji hamba yang ditujukan kepada Allah azza wa jalla. Dengan membacanya, seorang abid berharap kedekatan dengan-Nya, hidayah, barakah, rizki, dan ridha-Nya. Kitab misterius ini terbilang unik. Selain tak diketahui siapa pengarangnya, buku ini menjadi pegangan Muslim di Nusantara sejak puluhan tahun silam. Sejak abad ke-20, banyak Muslim membaca buku ini dan mendawamkan berbagai zikir yang ada di dalamnya. Dengan membaca Majmu’ Syarif, seseorang dapat memilih, apakah ingin membaca surat Alquran pilihan, berdoa, bershalawat, berdzikir, atau mempelajari perawatan jenazah. Buku ini tidak membahas hal keduniaan. Isinya adalah tentang bermunajat berdasarkan tradisi Rasulullah dan ulama. Dan yang terakhir adalah tentang kematian, seperti bagaimana memandikan dan mengafani jenazah. Kemudian ada tuntunan bagaimana kita yang masih hidup mendoakan mereka yang sudah wafat. Dari sini dapat diketahui, bahwa Majmu’ Syarif adalah kitab persiapan setiap orang untuk menghimpun bekal menghadapi kematian. Kitab ini terdiri dari empat bagian. Pertama adalah surat – surat Alquran pilihan. Kebanyakan adalah surat Makkiyah yang pendek, seperti Yasin. Sebagian Muslim kerap membaca surat ini pada malam jumat atau ketika berziarah kubur. Mereka berniat membaca surat Yasin yang pahalanya dihadiahkan kepada mereka yang sudah tutup usia. Khusus tentang Surat Yasin, Kitab Majmu’ Syarif mencantumkan doa yang biasa dibaca setelah membaca surat tersebut. Selain Yasin, terdapat pula Surat Al-Waqiah. Ini adalah surat yang memiliki fadilah tersendiri. Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki 1944-2004 pernah menjelaskan bahwa dengan membaca dan mentadaburkan surat ini akan memudahkan seseorang mendapatkan rezeki. Berdasarkan riwayat, Sayyid Muhammad mengungkapkan, para sahabat Rasulullah kerap menganjurkan keluarganya untuk membaca surat ini pada malam hari. Lainnya terdapat surat Ar-Rahman. Ini adalah surat yang menyentuh hati pembacanya tentang pentingnya bersyukur. Kalimat fabi ayyi alai rabbikuma tukadziban فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ/ nikmat mana lagi yang engkau dustakan sering diulang. Ayat ini menjadi pengingat dan ajakan kepada siapa pun untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah anugerahkan di dunia ini. Selain itu, masih ada Surat Al-Fatihah atau Ummul Quran, Al-Kahfi, Sajadah, Al-Fath, Al-Mulk Tabarak, Nuh, Al-Muzzammil, An-Naba Amma Yatasaalun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Kemudian ada juga ayat pilihan, seperti Ayat Kursi, Ayat lima, Ayat Tujuh, dan Ayat Lima Belas. Bagian kedua kitab Majmu’ Syarif berisikan tujuh ayat pilihan yang menarik untuk dihayati maknanya. Si pengarang yang tidak diketahui siapa orangnya menyebut masing-masing dari tujuh bagian ayat ini dengan haykal هيكل. Haykal pertama adalah ayat kursi atau Surat Al-Baqarah ayat 255. Ini adalah ayat paling agung dalam Alquran. Ayat ini meliputi makna tauhid, kebesaran, dan luasnya sifat Allah. Dia adalah Allah yang memiliki segala makna-makna ketuhanan, dan tidak ada yang berhak bercitra ketuhanan dan peribadahan kecuali hanya Dia. Haykal kedua adalah Surat Ali Imran ayat 35. Ini adalah ayat tentang keluarg Imran yang dikenal taat kepada Allah. Di dalam ayat ini terdapat doa Imran berikut ini رَبِّ إِنِّى نَذَرْتُ لَكَ مَا فِى بَطْنِى مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّىٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ Artinya Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat di Baitul Maqdis. Karena itu terimalah nazar itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” QS Ali Imran ayat 35. Pada Haykal kedua ini juga terdapat potongan Surat Al Isra ayat 77-80 سُنَّةَ مَن قَدْ أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِن رُّسُلِنَا ۖ وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيلًا أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا Artinya Yang demikian itu merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami. Laksanakanlah shalat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan laksanakan pula shalat Subuh. Sungguh, shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat. Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah Muhammad, wahai Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan pula aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong-Ku. Haykal ketiga adalah dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah. Ini adalah ayat yang biasa dibaca untuk doa kepada Allah agar Yang Mahakuasa melimpahkan ampunan kepada hamba-Nya yang lupa atau bersalah. Juga agar Allah memberikan cobaan yang tidak melebihi kemampuan si hamba. Haykal keempat adalah Surat Al Isra ayat 81-85. Ayat ini berisikan kebenaran datang melenyapkan kebatilan dan kedudukan Alquran sebagai penyembuh dan kasih sayang untuk orang beriman. Juga ada penjelasan tentang ruh yang merupakan urusan Allah semata. Sedangkan manusia hanya diberikan sedikit pengetahuan mengenai hal tersebut. Haykal kelima adalah Surat Maryam ayat 4-6. Ayat ini menceritakan doa Maryam yang berdoa kepada Allah untuk dikaruniakan keturunan seorang putra yang menjadi pewarisnya. Pada bagian ini juga terdapat Surat Al-Fath ayat 27 yang menceritakan pembebasan Kota Makkah yang menjadi kebanggaan umat Islam. Ketika itu mereka memasuki Masjid al-Haram dengan bahagia. Haykal keenam terdiri dari Surat al-Jinn ayat 1-4. Dalam ayat ini Allah menceritakan adanya bangsa jin yang mengagumi Alquran sehingga mereka beriman kepada Allah. Haykal keenam adalah tentang Surat Al-Qalam ayat 51-52. Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk berhati-hati menghadapi orang kafir. Sebab mereka menganggap Rasulullah Muhammad SAW sebagai orang gila. Selain itu juga terdapat zikir harian, seperti Ratib Al-Haddad. Ini adalah kumpulan zikir yang disusun oleh Habib Abdullah bin Alawi bin Muhammad al-Haddad 1634-1720 asal tarim Hadhramaut Yaman. Beliau terkenal sebagai ulama yang pandai melunakkan hati yang keras Haddatul qulub. Selain Ratib Al-Haddad, bagian kedua dari Majmu’ Syarif juga memuat sejumlah shalawat, seperti Nariyah, Shalawat Nur, Thibbul Qulub, Munjiyat, dan lainnya. Juga ada sejumlah zikir dan doa. Bagian ketiga Majmu’ Syarif berisikan pembahasan jenazah, termasuk menguburkan dan mendoakannya. Di sini juga terdapat doa tahlil yang biasa dibaca setelah Surat Yasin. Bagian keempat Majmu’ Syarif berisikan adab membaca Alquran, adab berdoa, dan asmaul husna. Desain elegan TUROS PUSTAKA menerbitkan Majmu’ Syarif dengan desain elegan. Halaman sampul dibuat keras hard cover dengan paduan warna yang indah. Dengan warna dasar biru dongker, halaman sampul depan dan belakang dihiasi dengan ornamen indah. Bagian tengah pinggir kiri dan kanan dihiasi tulisan Allah dan Muhammad yang tertulis tebal dengan Khat Kufi. Bagian tengah sampul berupa segi empat putih berisikan judul buku dan kata kunci isi buku. Tampilan seperti itu membuat siapa pun yang membawanya tampil elegan dan berwibawa. Cocok untuk dibawa ke mana pun dan dalam momentum apa pun. Khat Arab di dalamnya ditulis dengan gaya Naskhi berukuran besar lengkap dengan harakat dan bacaan latin. Desain full warna tak hanya di sampul, tapi juga dalam buku. Beberapa huruf dengan hukum tajwid tertentu diwarnai merah, hijau, dan lainnya, sehingga memudahkan pembaca memahami cara dan hukum bacaan. Jadi dengan membaca buku ini, seseorang akan mendapatkan doa, juga ilmu tajwid yang hukum penerapannya dalam membaca Alquran adalah fardhu yang kurang menguasai Bahasa Arab, tapi ingin berdoa, maka cocok banget memiliki dan membaca Majmu’ Syarif terbitan Turos Pustaka ini. Insya Allah dengan membaca Majmu’ Syarif ini, kemampuan bahasa Arab seseorang akan meningkat. Tak seperti buku lain, buku ini menggunakan kertas HVS, sehingga warna lembaran lebih tahan lama, tidak cepat usang. Judul Kitab Majmu’ Syarif Edisi EksklusifUkuran 14 x 20,5 cmTebal 324 HalamanPenerbit Turos PustakaGenre Spiritual/ Religi ISBN 978-623-7327-60-8
MajmuSyarif Pink (SC) - 2019: 60.000: 38: Tenangkan Pikiran Dan Hatimu (HC) 2019: 110.000: 39: Muhammad SAW Sang Revolusioner: Tafsir Ayat - Ayat Riba: 54.000: 94: Belajar Cinta dari Seekor Burung Pipit: 69.500: 95: Untaian Nasihat Ibnu Taimiyah:
Ayat Tujuh juga dipanggil Ayat Munjiyat’ adalah terdiri daripada 7 ayat yang diambil dari beberapa surah dalam Al Quranul Karim. Ayat ini telah diamalkan oleh para alim ulama’ sejak dahulu lagi yang mana ianya turut terkumpul dalam kitab Majmu’ syarif’. . Ayat Tujuh atau Ayat Munjiyat yang dikenali sebagai Ayat-Ayat Pelindung & Penyelamat’ ini juga baik sekali dibaca dan diamalkan. Ia telah dibuktikan dari pengalaman Ibnu Sirrin sebagai ayat-ayat penyelamat dari berbagai kesusahan dan kesulitan. . . Ayat Pelindung Diri Ayat Tujuh ini biasanya diamalkan sebagai ikhtiar untuk keselamatan diri dan pelindung dari pelbagai kesukaran, kesulitan dan kesusahan, serta untuk melepaskan diri dari masalah. 7 ayat penyelamat ini hendaklah diamalkan pagi dan petang, setiap hari. InsyaAllah antum akan dapat pertolongan Allah SWT apabila menghadapi sebarang masalah, kesusahan dan akan terselamat daripada sebarang bencana dan malapetaka, pada masa kini dan akan datang. . . . 1. Surah At Taubah ayat 51 Katakanlah wahai Muhammad “Tidak sekali-kali akan menimpa kami sesuatu pun melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” . 2. Surah Yunus ayat 107 “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia melimpahkan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.” . 3. Surah Hud ayat 6 “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah jualah yang memberi rezekinya dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat ia disimpan. Semuanya itu tersurat di dalam Kitab Lauh mahfuz yang nyata kepada malaikat-malaikat yang berkenaan.” . 4. Surah Hud ayat 56 “Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhan kamu! Tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah jualah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus.” . 5. Surah Al Ankabut ayat 60 “Dan ingatlah berapa banyak binatang yang tidak dapat membawa mengurus rezekinya sendir, Allah jualah yang memberi rezeki kepadanya dan kepada kamu; dan Dialah jua Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” . 6. Surah Al fathir ayat 2 “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tiada sesuatupun yang dapat menahannya; dan apa jua yang ditahan oleh Allah maka tidak ada sesuatupun yang dapat melepaskannya sesudah itu. Dan ingatlah Dialah sahaja yang Maha Berkuasa, lagi Maha Bijaksana.” . 7. Surah Az Zumar ayat 38 “Dan demi sesungguhnya! Jika engkau bertanya kepada mereka yang musyrik itu “Siapakah yang mencipta langit dan bumi?” Sudah tentu mereka akan menjawab “Allah”. Katakanlah kepada mereka “Kalau demikian, bagaimana fikiran kamu tentang yang kamu sembah yang lain dari Allah itu? Jika Allah hendak menimpakan daku dengan sesuatu bahaya, dapatkah mereka mengelakkan atau menghapuskan bahayaNya itu; atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, dapatkah mereka menahan rahmatNya itu?” Katakanlah lagi “Cukuplah Allah bagiku yang menolong dan memeliharaku; kepadaNyalah bertawakkalnya orang-orang yang mahu berserah diri.” . . . Fadhilat Dan Khasiat Ayat Tujuh Khasiat daripada 7 ayat ini banyak sekali di antaranya khasiatnya jika diamalkan secara istiqamah adalah . Penangkal Sihir Menyerikan wajah Ditunaikan segala hajat Membawa keberkatan Dicatat pahala yang banyak Dijauhkan dari gangguan iblis Terpelihara dari tipu daya musuh Dijauhkan dari hasad dengki dan fitnah. . . Menurut Ka’abul Akhbar Sesiapa membaca akan 7 ayat ini, tiada kuasa seseorang pun yang dapat memberikan mudharat dan sekiranya tertutup langit atas bumi, maka terlepaslah ia dengan izin Allah SWT. . . Berkata Syaidina Ali Sesiapa mengamalkan/membaca Ayat 7 pagi dan petang, maka ia akan merasa selamat dari segala kebinasaan dan terpeliharalah daripada tipu daya musuh dan bala dengan izin Allah. . Apabila Ayat 7 ini diamalkan sekali siang dan sekali malam sesudah solat Maghrib dan Subuh, InsyaAllah akan dimudahkan rezeki, dipanjangkan umur, terpelihara dari gangguan jin, syaitan dan fitnah, dikasihi makhluk Allah serta dimudahkan dan dikabulkan segala apa yang dicita-citakannya. . Apabila diamalkan membaca tujuh kali Ayat 7 setiap lepas solat fardhu selama 40 hari berturut-turut, InsyaAllah akan memperolehi faedah yang amat banyak. . Sesiapa yang mewiridkan pada tiap-tiap selesai solat fardhu, InsyaAllah akan dimudahkan sakaratulmaut dan bakal memperolehi pahala yang besar. . Sekiranya dibacakan Ayat Tujuh ini pada orang sakit, InsyaAllah akan menenangkan dan menyembuhkan penyakitnya dengan segera. . Sesiapa membaca dengan tetap Ayat Tujuh, tujuh kali disiang hari dan tujuh kali di waktu malam selama tujuh hari berturut-turut. InsyaAllah, Allah SWT akan memudahkan atau melepaskannya dari sebarang kesukaran dan kesusahan. . . Menurut yang pernah mengamalkannya, kesan ketara akan dapat dirasai jika sudah teguh dan mantap amalannya. Iaitu dengan mengamalkan membaca Ayat Tujuh secara istiqamah setiap hari, di waktu siang tujuh kali dan malam tujuh kali selama tujuh hari, di samping itu diwiridkan sekali selepas Solat Subuh dan sekali selepas Solat Maghrib. . Elok juga sekiranya Ayat Tujuh atau Ayat Munjiyat ini dibaca sekali dengan Ayat-ayatManzil dan Syifa’ untuk pendinding diri yang lebih teguh dari segala gangguan makhluk halus, segala masalah dan kesulitan serta sebagai penawar pelbagai jenis penyakit. . والله أعلم بالصواب Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar
VYuz2. 8e3jyezoff.pages.dev/9178e3jyezoff.pages.dev/5948e3jyezoff.pages.dev/8038e3jyezoff.pages.dev/1148e3jyezoff.pages.dev/9968e3jyezoff.pages.dev/3078e3jyezoff.pages.dev/7158e3jyezoff.pages.dev/6678e3jyezoff.pages.dev/6178e3jyezoff.pages.dev/5658e3jyezoff.pages.dev/7778e3jyezoff.pages.dev/5998e3jyezoff.pages.dev/9908e3jyezoff.pages.dev/568e3jyezoff.pages.dev/481
ayat 7 majmu syarif