Allah tidak akan membangkitkan orang mati." (Q.S. An-Nahl : 38) Sighat qasam itu ada tiga macam, yaitu fi'il yang dita'dilkan dengan huruf Ba, maqsam bih, maqsam 'alaih. Ketika qasam banyak terdapat pada kata - kata itu diringkaskan maka terjadilah fi'il qasam dengan الباء diganti dengan الواو pada isim zahir.
ILMU AQSAMIL QUR’AN MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Ulumul Qur’an Dosen pengampu Shobirin, Disusun oleh Ulfa Nur Zulsho 1420210073 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH ES 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kebenaran dan agama, manusia itu berbeda dalam cara menerima, menghayati, dan mengamalkannya Bagi orang yang bersih jiwanya dan tidak dikotori hawa nafsunya, mereka siap menerima kebenaran agamadengan mudah, lancer, serta insaf. Mereka tidak membutuhkan argumentasi, teori muluk-muluk, bukti-bukti, maupun ucapan – ucapan yang diperkuat dengan taukid atau sumpah. Sebaliknya, bagi orang yang jiwanya dikotori hawa nafsu, kebatilan dan tipuan setan, mereka tida akan mau menerima kebenaran agama. Mereka menerima kebenaran agama setelah jiwanya dimasuki bentuk – bentuk ungkapan yang menenangkan jiwa, baik diberi penguat taukid ataupun sumpah qosam . Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa perlu membahas tentang Aqsam Al-Qur’an dengan membatasi pembahasan sebagai berikut 1. Apa yang di maksud dengan Aqsamul Qur’an? 2. Bagaimana sejarah perkembangan Aqsamul Qur’an? 3. Apa saja macam-macam Aqsamul Qur’an itu? 4. Apa sajakah macam-macam sighat Aqsamul Qur’an? 5. Apa tujuan dan faedah Aqsam dalam Al-Qur’an? 6. Bagaimana pendapat para ulama mengenai Aqsamul Qur’an? BAB II PEMBAHASAN A. Pegertian Aqsamil Quran Menurut bahasa, aqsam merupakan lafal jamak dari kata qasam, edangkan kata qasam sama artinya dengan kata halaf dan yamin, karena memang satu makna yaitu berarti sumpah. Sumpah dinamakan dengan yamin karena orang Arab kalau bersumpah saling memegang tangan kanan masing-masing. Qasam dan yamin merupakan sinonim yang didefinisikan untuk memperkuat maksud sesuatu dengan menyebutkan sesuatu yang lain yang memposisikan posisi yang lebih tinggi.[1] Menurut istilah qasam diberi definisi sebagai berikut “Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja.” Sumpah itu dalam ucapan sehari-hari merupakan salah satu cara menguatkan pembicaraan yang diselipi dengan persaksian/pembuktian yang mendorong lawan pembicara untuk bisa mempercayai/ menerimanya. Sebab, pembicaraan yang diperkuat dengan sumpah itu, berarti sudah dipersaksikan di depan Tuhan. Bentuk sumpah itu tidak hanya terdapat dalam Al Quran saja, juga tidak hanya dalam bahasa Arab, melainkan umum dan terdapat dalam kitab suci serta dalam segala bahasa di dunia, baik Arab, Inggris, Perancis, Urdu dan sebagainya termasuk pula dalam bahasa Indonesia. Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku At Ta’birul Fanni Fil Quran menjelaskan beberapa bentuk sumpah yang biasa terjadi dikalangan orang Arab, sebagai berikut Dengan bentuk salam-salaman tangan kanan mereka, dengan bentuk memercikkan minyak wangi ke tangan atau pakaian mereka, dengan bentuk saling mengikatkan tampar yang satu kepada yang lain, dengan bentuk tekad/nazar dan dengan bentuk-bentuk yang lain.[2] B. Sejarah Perkembangan Aqsamil Quran Kesediaan jiwa pribadi bagi setiap individu dalam menerima dan membenarkan sesuatu serta patuh. Menurut perintah Allah swt. berbeda-beda. Jiwa bersih yang fitrahnya tidak dikotori dengan najis atau tidak ternoda oleh kejahatan, maka hati orang ini lebih terbuka untuk menerima petunjuk dengan kata lain bahwa jiwa yang seperti inilah yang cepat menangkap huda petunjuk Allah swt yang jatuh kepadanya sekalipun petunjuk tersebut yang sampai kepadanya hanya sepintas. Adapun jiwa yang diselubungi oleh awan kejahilan serta ditutupi oleh kegelapan bathil atau gelapnya kebatilan, maka hati orang seperti ini tidak akan bersedia menerima kebenaran agama atau tidak akan tergugah hatinya kecuali dipaksakan sampai timbul kegoncangan.[3] Dalam arti dengan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat dan kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoyahkan keingkarannya tersebut. Disamping itu qasam sumpah dalam pembicaraan merupakan salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya.[4] Dan hal inilah merupakan salah satu cara yang ampuh untuk menyadarkan mereka. Sebagaimana di ketahui bahwa sudah menjadi kebiasaan manusia dalam semua masa atau waktu jika berbicara, berjanji dan bersemboyang, maka mereka selalu ingin memperkuatnya dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan sumpah. Dengan sumpah, pendengar akan yakin dan mantap dalam menerima dan mempercayai ucapan yang didengarnya. Sebab pembicaraan yang diperkuat dengan itu, berarti sudah dipersaksikan di hadapan Tuhan. Sumpah yang ada dalam al-Qur’an cukup meliputi berbagai hal di alam jagad raya ini. Tampil sebagai persoalan yang tidak semata-mata benar, akan tetapi juga merupakan berita besar yang harus dipercayai, sebab akan mendatangkan kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Olehnya itu, para ulama sepakat bahwa sumpah sang khaliq dengan suatu makhluknya antara lain dimaksudkan untuk mengagungkan tema sumpah tersebut, termasuk sebagai kesiapan jiwa dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahayanya. C. Macam-Macan Aqsamul Quran Dilihat dari segi fi’ilnya, qasam Al Quran itu ada dua macam, sebagai berikut Qasam Dhahir adalah sumpah yang di dalamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya karena dicukupkan dengan huruf jarr berupa wawu, ba’ dan ta’. Contohnya seperti dalam surat Al Qiyamah ayat 1-2 berikut لاَ أُقْسِمُ بِيَوْمِ القِيَمَةِ. ولاَ اُقْسِمُ بالنَّفْسِ الَّوَّامَةِ. Qasam Mudhmar adalah sumpah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang menunjukkan sebagai jawaban qasam. Contohnya seperti dalam surat Ali Imran ayat 186 لَتُبْلَوُنَّ فِي اَمْوَلِكَمْ وَ اَنْفُسِكُمْ ال عمران186 Dilihat dari segi muqsam bihnya, maka qasam ada tujuh macam a. Qasam dengan Dzat Allah SWT atau sifat-sifat-Nya yang terdapat pada 7 ayat, diantaranya seperti dalam surat Al Hijr ayat 92. b. Qasam dengan perbuatan-perbuatan Allah SWT. Seperti dalam surat As Syams ayat 5. c. Qasam dengan yang dikerjakan Allah SWT, seperti dalam surat Ath Thur ayat 1. d. Qasam dengan malaikat-malaikat Allah SWT, seperti dalam surat An Nazia’at ayat 1-3. e. Qasam dengan Nabi Allah SWT, seperti dalam surat Al Hijr ayat 72. f. Qasam dengan makhluk Allah SWT, seperti dalam surat At Tin ayat 1-2. g. Qasam dengan waktu, seperti dalam surat Ad Dhuha ayat 1-2. D. Sighat-Sighat Aqsamul Quran Sebagaimana sudah disebutkan, bahwa sighat bentuk yang asli dalam sumpah itu ialah bentuk yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah ynag dimuta’addikan dengan “ba’” muqsam bih dan muqsam alaih. Kemudian fi’il yang dijadikan sumpah itu bisa lafal aqsamu, ahlifu atau asyhidu yang semuanya berarti “ bersumpah”. b. Sighat kedua ditambah huruf la Kebiasaan orang yang bersumpah itu memakai berbagai macam bentuk, yang berarti merupakan sighat-sighat yang tidak asli pula di dalam Al Quran, banyak terdapat juga sighat-sighat sumpah lain, disamping yang asli. Mislanya sighat yang ditambah huruf “la” di depan fi’il qasamnya. Contohnya seperti dalam surat Al Insyiqaq ayat 16 فلاَ اُقْسمُ بِالشَّفَقَ الانشقاق16 c. Sighat ketiga ditambah kata Qul Bala قل بلي Sighat ini adalah untuk membantah atau menyanggah keterangan yang tidak benar. Tambahan “Qul Bala” itu adalah untuk melengkapi ungkapan kalimat yang sebelumnya, yang berisi keterangan yang tidak betul, yaitu kalimat كَفَرُوْا لاَ ثَاءْثِيْنَ السَّاعَة الَّذِيْنَ وَقَالَ d. Sighat keempat ditambah kata-kata Qul Iiy قل اِيْ Kadang-kadang sumpah dalam Al Quran itu ditambah dengan kata-kat “ Qul Iiy” yang berarti benar. Seperti dalam surat Yunus ayat 53 قُلْ اِيْ وَرَبِّي اِنَّهُ لَحَقْيونس53 E. Tujuan dan Faedah Aqsamul Quran Dalam substansinya sumpah dilakukan untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau dipercaya oleh pendengarnya. Sedang sikap pendengar sesudah mendengar qasam akan bersikap salah satu dari beberapa kemungkinan di bawah ini 1. Apabila berita itu sampai pada pendengar dan dia tidak menolak, tentunya berita tersebut dapat diterima dan dipercaya. Karena telah diperkuat dengan sumpah apalagi dengan menggunakan kata Allah swt. 2. Bahwa pembawa berita akan merasa lega, karena telah menyampaikan berita dengan diperkuat sumpah atau dengan beberapa taukid penguat. Hal ini sangat berbeda apabila membawa berita dengan tidak menggunakan qasam. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, maka hal ini sama dengan mengagungkan Allah swt karena telah menjadikan namanya selaku dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah. Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam al Karim diturunkan untuk seluruh manusia dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Maka dengan adanya qasam tersebut sedikitya diperoleh faedah-faedah sebagai berikut 1. Berita itu sudah sampai pendengar dan kalau dia bukan orang yang apriori menolak, tentunya berita tersebut sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah, apalagi memakai nama Allah SWT. 2. Pemberi berita sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita-beritanya dengan sumpah atau dengan beberapa taukid penguat. Hal ini berbeda sebelum dia bersumpah, jiwanya masih merasa kecewa, karena beritanya belum diterima pendengar. 3. Dengan bersumpah memakai nama Allah atau sifat-sifat-Nya, menurut Dr. Bakri Syekh Amin berarti memuliakan atu mengagungkan Allah SWT. karena telah menjadikan nama-Nya selakuDzat yang diagungkan sebagai penguat sumpahnya. Tidak memakai nama atau benda-benda lain, sesuai dengan peraturan dan definisi sumpah itu sendiri. F. Pendapat Para Ulama tentang Aqsamul Quran Ulama berbeda pendapat tentang maksud qasam a. Menurut Al-qottan qasam dan yamin adalah dua kata sinonim, memiliki dua kata yang sama, qasaam didenifisikan sebagai mengingatkan jiwa hati untuk tidak melakukan sesuatu, dengan suatu makna yang dipandang besar, agunga, baik secara haqiqi maupun I’tiqody, oleh orang yang bersumpah itu. Bersumpah dinamkan juga dengan yamin tangan kanan, karena orang arab ketika sedang bersumpah memegang tangan kanan sahabatnya. b. Menurut Abu al-qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWT menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam kitab-Nya adalah untuk menyempurnakan serta menguatkan hujjah-Nya dan dalam hal ini, kalimat “qasam” memiliki dua keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu sendiri. c. Menurut al-Jurnani seperti yang dikutip oleh Hasan Mansur Nasution sumpah adalah sesuatu yang dikemukakan untuk menguatkan salah satu dari dua berita dengan menyabutkan nama Allah atau sifatnya. d. Menurut Miftah Faridl dan Agus Syihabudin, sumpah adalah salah satu alat taukid yang cukup efektif di dalam kelaziman perhubungan atau komunikasi. BAB III PENUTUP Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Sumpah ialah mengikatkan jiwa untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk mengerjakannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun secara keyakinan saja. Rukun-rukun yang ada dalam aqsam Al quran adalah fi’il qasam, muqsam bih dan muqsam yang digunakan dalam aqsam, pertama huruf wau dan huruf ba’.Sumpah yang menggunakan huruf wau tidak perlu menggunakan lafad aqsama, ahlafa. Sumpah yang menggunakan huruf ba’ bisa disertai dengan kata yang menunjukkan sumpah dan boleh tidak menyertakan sumpah. Bentuk-bentuk aqsam Al Quran ada yang menggunakan bentuk asli, ditambah dengan huruf La, ditambah kata Qul Bala قل بلي, ditambah kata-kata Qul Iiy قل اِيْ.Aqsam Al Quran ini berfungsi sebagai penguat ta’kid ucapan agar pendengar mudah diterima dan dipercaya. Dalam qasam juga terdapat faedah-faedah diantaranya adalah berita yang sudah sampai pendengar, dan dia bukan orang yang apriori, berita itu sudah diterima dan dipercaya karena sudah diperkuat dengan sumpah. Pemberita berita itu sudah merasa lega, karena telah menaklukkan pendengar dengan cara memperkuat berita dengan sumpah. Dan dengan bersumpah menggunakan nama Allah atau sifat-sifat-Nya berarti memuliakan atau mengagungkan Allah SWT. karena telah menggunakan nama-Nya selaku Dzat yang diagungkan sebagai penguat sumpah. DAFTAR PUSTAKA Izzan, Ahmad, Ulumul Quran, tafakur, Bandung, 2005. Djalal, Abdul, Ulumul Quran, Dunia Ilmu, Surabaya, 1998. Al-Jauziyyah, Al-Qayyim. al-Tibyan fiAqsam Alquran. Diterjemahkan oleh Asep Saifullah dan Kamaluddin Sa’diyatulharamain dengan judul Sumpah Dalam Alquran, Cet. I; Jakarta Pustaka Azzam, 2000 Al-Qaththan, Manna’. Mabahis fi Ulum Alquran, Cet. X; Kairo Maktabah Wahbah, 1997 M/1417 H Quthan, Mana’ul, Pembahasan Ilmu Alqur’an II, Cet. I; Jakarta PT. Rineka Cipta, 1995 [1] Ahmad izzan, Ulumul Qur’an, halm 225 [2] Abdul Jallah, Ulumul Qur’an, halm 364 [3] Manna’ al-qattan, pembahasan ilumu alqur’an II, halm 118. [4] Manna’ al-qattan, mabahis fi ulum alqur’an, halm 284
Isuterkait munculnya pertanyaan tersebut dibahas oleh Mantan juru bicara KPK, Febri Diansyah melalui akun Twitternya. “Pilih yang mana, Al-Qur’an atau Pancasila, mengingatkan saya pada pertanyaan tes wawasan kebangsaan KPK. Pegawai jawab, dalam konteks beragama saya memilih Al-Qur’an. Dalam konteks bernegara, saya memilih Pancasila.
100% found this document useful 1 vote121 views3 pagesDescriptionAqsamul QuranCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote121 views3 pagesAqsamul QuranJump to Page You are on page 1of 3 Aqsamul Qur’an Aqsam adalah bentuk jamak dari “qasam” yang mengandung arti “sumpah” Dalam bahasa Arab, kata “sumpah” juga sering disebut dengan “alhilf” ! حلا "atau “alyamin” ! نيملا ". Adapun shighat asli dari kata “qasam” ialah fi’il atau kata kerja“aqsama” atau “ahlafa” yang dimuta’addi !transitif" dengan “ba” menjadi muqsam bih!sesuatu yang digunakan untuk bersumpah", kemudian muqsam alaih yang dinamakandengan jaab qasam$%& . Qasam didefenisikan sebagai “mengikat jia !hati" agar tidak melakukan ataumelakukan sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung, baik se'arahakiki maupun se'ara i’tiqadi, leh rang yang bersumpah itu. umpah dinamakan juga dengan “yamin” !tangan kanan", karena rang Arab ketika bersumpah memegangtangan kanan rang yang diajak bersumpah$*&. Abu alQsim alQusyairiy menerangkan baha rahasia Allah +menyebutkan kalimat “qasam” atau sumpah dalam -itabya adalah untuk menyempurnakan serta menguatkan “hujjah”ya, dan dalam hal ini, kalimat “qasam”memiliki dua keistimeaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau persaksian serta penjelasan dan kedua sebagai “qasam” atau sumpah itu sendiri$/&.0adi dapat disimpulkan baha Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari ilmuilmutentang alQur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpahsumpah Allah yang terdapat dalam alQur’an.elain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa AlQur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah atau 'iptaanya sebagai muqsam AlQur’an, ungkapan untuk memaparkan qasam dengan memakai kataaqsama, dan kadang menggunakan kata halafa.. 2nsur2nsur dari Qasama. fi’il qasamQasam atau sumpah itu sering dipergunakan dalam per'akapan, sehingga tak jarangqasam tersebut diringkas3 yaitu dengan menghilangkan “fi’il qasam” dan di'ukupkandengan “baa” saja$4& -emudian “baa” pun diganti dengan “au” pada isim d5ahir,seperti3 ي لاوذإشغي “Demi malam, bila menutupi !'ahaya siang"”. !Q. Al6ail3 1"Dan diganti dengan “taa” pada lafa5h jalalah, misalnya3 وديككمصأ “Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhalamu.” !Q.AlAnbiyaa’3 /7". b. Al8uqsam bihiAl8uqsam bihi yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah leh Allah. umpah dalam alQur’an ada kalanya dengan memakai nama Allah dan ada kalanya denganmenggunakan namanama 'iptaanya. Allah bersumpah dengan 5atya dalam AlQur’an pada tujuh tempat$7& yaitu a. urat Al aghabun ayat 7 b. urat aba’ ayat %'. urat 9unus ayat /%d. urat 8aryam ayat 4%e. urat Al ijr ayat ;4f. urat An isa ayat 4/g. urat Al 8a’arij ayat ke *diterima leh rang yangmendengarnya sehingga diperkuat dengan sumpah tersebut atau disebut juga jaabqasam. ?sisi muqsam alaih terkadang bisa menjadi taukid, sebagai jaaban qasamkarena yang dikehendaki dengan qasam adalah untuk mentaukidi muqsam alaih!menguatkannya". 8enurut 8ana’ul Quthan ada empat hal yang harus dipenuhimuqsam alaih, yaitu 3 8uqsam alaih>berita itu harus terdiri dari halhal yang baik, terpuji, atau halhalyang penting. 8uqsam alaih itu sebaiknya disebutkan dalam setiap bentuk sumpah. 0ikakalimat muqsam alaih tersebut terlalu panjang, maka muqsam alaihnya bleh dibuang. 0ika jaab qasamnya berupa fi’il madhi mutaharrif yang psitif !tidak dinegatifkan", maka muqassam alaihnya harus dimasuki huruf “lam” dan “qd”. 8ateri isi muqsam alaih itu bisa berma'amma'am, terdiri dari berbagai bidang pembi'araan yang baikbaik dan penting.%. 0enis  jenis Aqsamul Qur’an Dilihat dari segi fi’ilnya, ?rf. Dr. . Abdul Djalal .A. membagi qasam dalam AlQur’an ada dua ma'am, yaitu1. Qasam dhahir !nampak> jelas", yaitu qasam yang fi’il qasamnya disebutkan bersama dengan muqsam bihnya. eperti ayat berikut 3 ! اومس  أو !  " $ ميأ %&'" ي ! م ومي .... " + حلا ,- Artinya 3 “8ereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yangsungguhsungguh3 =Allah tidak akan membangkitkan rang yang mati’.” Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, dan di'ukupkan denganhuruf “ba’”, “au”, dan ta’”. eperti 3! ي لاو . َح ح / لا +123 Artinya 3 “Demi aktu matahari sepenggalahan naik. Dan demi malamapabilatelah sunyi !gelap".”. Qasam 8udhmar !tersimpan> samar" yaitu qasam yang didalamnya tidak dijelaskan> disebutkan fi’il qasam dan muqsam bihnya. etapi yang menunjukkan baha kalimat tersebut kalimat qasam adalah katakata setelahnya yang diberi lamtaukid yang masuk kedalam jaab qasamnya., seperti 3 Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
MakalahQashalil Qur’an dan Aqsamil Qur’an Halim Diah November 25, 2018 Leave a Reply MAKALAH. Qashalil Qur’an dan Aqsamil Qur’an (Pengertian, Sejarah, Macam-macam, Fungsi, Pandangan Ulama) Disusun guna Memenuhi Tugas Ulumul Qur’an Semester Gasal. Dosen Pengampu : Muhammad Miftah, M.Pd. I . Sebenarnya banyak orang yang kurang luang atau masih menyoal – tanya tentang hakekat Tauhid yang benar, bahkan berasal mereka ada yang tahu doang bukan cak hendak kerjakan melaksanakannya, entah karena malas maupun malu atau mungkin “Na’udzubillah” takabbur terhadap ketentuan & Hukum Allah SWT, untuk itulah demi memuaskan dahaga orang nan kepingin tahu banyak mengenai Tauhid atau Aqidah serta mengajak juga dagi – dagi kerjakan menghafaz Allah yang Maha Kuasa, kami sajikan Materi Wawanrembuk sekeliling Tauhid, yang mana tanya jawab ini kami cuplik dari forum – forum nan berasal bersumber Negara Kuwait. berikut Soal jawab Tersebut 1 Syariat memajang reca-patung anak adam & hewan cak bagi paesan & hukum bersumpah dengan cap Rasulullah SAW Tanya 1 Segala hukum memajang arca-reca gambar-lembaga bernyawa dirumah-rumah sekedar untuk hiasan dan bukan untuk disembah ? Pertanyaan 2 Sebagian makhluk bersumpah dengan nama Nabi SAW dan merek anak asuh-anaknya tanpa sengaja, akan doang karena lidah mereka telah teradat melakukan situasi demikian . Apakah perbuatan mereka terbandingkan ragam dosa? Jawaban 1 Lain dapat memajang bagan-gambar atau patung-patung hamba allah & hewan makhluq yang bernyawa baik di kondominium-rumah, di dinas-kantor, ataupun di tempat-tempat majlis lainnya berdasarkan keumuman nash dari hadits-hadits Rasulullah SAW yang menunjukkan atas larangan serta haramnya memajang gambar-gambar dan patung-arca sosok atau dabat makhluq nan bernyawa keadaan ini dihawatirkan akan dijadikan laksana sarana / wasilah bakal mengamalkan penyekutuan allah kepada Allah SWT, karena intern peristiwa itu berarti membandingbanding cinptaan Yang mahakuasa serta termasuk bentuk penyerupaan dengan perbuatan musuh-musuh Halikuljabbar . Selain itu, ulah memajang patung-patung dan susuk-lembaga fotografi baik berbunga cucu adam atau satwa dapat digolongkan kedalam kelakuan Isrof sikap menghambur-hamburkan uang, maka dengan dasar-dasar diatas-lah syari’at Islam nan sempurna ini mengerudungi portal-pintu yang akan membuka seseorang berbuat kesyrikan dan kemaksiatan . Jawaban 2 Enggak boleh bagi seorangpun bikin bersumpah dengan segel Nabi Saw atau selain-nya dari galengan makhluq, karena yang demikian termuat mulai sejak perbuatan penyekutuan allah nan diharamkan, sebagaimana hadis Rasulullah SAW “ Barang boleh jadi bersumpah hendaklah dia tidak bersumpah kecuali dengan etiket Allah atau tutup mulut “ hadits shahih, sabda Rasulullah SAW lainnya “ Barang kali bersumpah kepada selain Allah maka dia sudah dahriah atau musyrik “ HSR. Debu dawud & Tirmidzi . Rohaniwan Anak lelaki Abdul Kafe Telah menukil kesatuan hati para ulama ijma’ adapun tidak dibolehkannya seseorang bersumpah kepada selain Allah. Karena itu, mesti bagi seorang muslim untuk berhati-hati dan bertaubat kepada Yang mahakuasa terhadap perbuatan yang pernah dia cak bagi dimasa lampau bersumber bersumpah kepada selain Allah bahkan terhadap perbuatan maksiat lainnya, dan senantiasa berjalan diatas kesahihan serta menjaganya sebagai jalan untuk mendapatkan manfaat & pahala yang banyak dari Allah Ta’ala, dan selalu waspada bersumber marah serta adzab-Nya “ . 2 Syariat tawassul kepada Allah dengan perantara para wali & orang-khalayak shalih Pertanyaan Bolehkah seorang mukmin bertawassul kepada Almalik dengan cengkau para nabi dan orang-orang shalih, karena saya pergaulan membaca ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa tawassul kepada Allah dengan makelar para penanggung jawab hukumnya enggak apa diperbolehkan, dengan alasan orang yang bertawassul sesungguhnya tidak bertujuan berdo’a kepada para nabi atau para penanggung jawab atau orang-orang shalih akan hanya amung-mata beliau arahkan do’a-nya kepada Sang pencipta. Sementara itu sebagian ulama berbeda dengan pendapat ini, maka bagaimanakah syari’at Islam n domestik menghukumi penyakit diatas ? Jawaban Pengasuh merupakan seseorang yang berkepastian kepada Allah serta bertaqwa kepada-Nya dengan berbuat perintah-Nya dan meninggalkan pantangan-Nya, seperti mana firman Allah U “ Ketahuilah sesungguhnya tidak suka-suka bahaya dan kesedihan terhadap para wali Allah mereka itulah orang-arang yang percaya serta bertaqwa kepada-Nya “ . Sedangkan tawassul kepada Allah dengan cengkau para wali suka-suka beberapa keberagaman Pertama Seseorang meminta kepada seorang wali yang masih hidup cak bagi mendo’akan-nya sepatutnya cak agar Allah Subhanahu wata’ala memberi-nya rizqi yang banyak, disembuhkan bermula penyakit-nya, maupun memberi-nya hadiah & taufiq, dan tak sebagainya, maka jenis tawassul yang demikian ini diperbolehkan, seperti ada sebagian sahabat nan meminta kepada Rasulullah SAW kerjakan meminta kepada Allah hujan tatkala tidak turun hujan abu nan berkepanjangan detik itu maka tatkala Rasulullah SAW berdo’a terkabullah do’a beliau, serta kisah sebagian sahabat nan menanyakan kepada Abbas paman Rasulullah di zaman khalifah umar untuk berdo’a kepada Allah agar meski menurunkan hujan, maka berdo’alah Abbas serempak diaminkan oleh para sahabat, dan banyak pun teoretis-sempurna lain nan terjadi baik di zaman Nabi SAW maupun generasi selepas beliau akan halnya aplikasi seorang mukminat kapada saudara-nya nan muslim bikin mendo’akan kelebihan buat-nya serta selamat dari mara bahaya . Kedua Seseorang berdo’a kepada Allah dengan cara menyebutkan kecintaannya kepada Rasulullah SAW, ta’at kepada-nya serta kecintaannya terhadap para waliyullah, seperti seseorang berfirman Ya Yang mahakuasa, dengan kecintaan-ku kepada Nabi-Mu dan keta’atan-ku kepada-nya serta kecintaan-ku terhadap para penanggung jawab-Mu hendaklah Anda mengabulkan tuntutan-ku ini … , jenis tawassul yang seperti ini diperbolehkan karena dia bertawassul kepada Rabb-nya dengan darmabakti shalih-nya , contoh bermula varietas tawassul yang kedua ini sebagai halnya kisah tawassul-nya tiga turunan yang terkurung disebuah gua adv amat masing-masing dari mereka berdo’a dengan amal perbuatan-nya sampai terbukalah gapura liang tersebut . Ketiga Seseorang berdo’a kepada Almalik dengan meyebutkan kemulyaan para utusan tuhan serta para wali disisi-Nya, seperti ucapan-nya Ya Halikuljabbar, sesungguh-nya aku menanyakan kepada Engkau dengan kemulyaan nabi-Mu – atau kemulyaan husein – , jenis tawassul yang seperti ini tidak diperbolehkan karena kemulyaan para waliyullah, khusus-nya kemulyaan Nabi Muhammad Saw kendatipun tinggi disisi Allah hal ini bukan termasuk sebab syar’i atas dikabulkannya do’a. Oleh karena itu para sahabat tidaklah bertawassul dengan kemulyaan nabi Muhammad Saw sepeninggal beliau tatkala bukan merosot hujan yang menyimpang, akan belaka mereka apalagi bertawassul kepada mamak Rasulullah SAW al-Abbas dimasa hidupnya, sementara itu kemulyaan kedudukan Rasulullah SAW kian tinggi dibandingkan dengan kemulyaan singgasana siapapun tersurat om-nya al-Abbas. Dan kita tidak pernah mendengar seorang-kembali dari kalangan sahabat yang bertawassul kepada Rasulullah SAW sepeninggal beliau dengan menamakan kedudukan serta kemulyaan-nya padahal mereka para sahabat adalah secantik-baik generasi dan yang paling mencerna hak Rasul serta mereka merupakan orang-orang yang minimal menyayangi beliau. Keempat Seorang hamba berdo’a kepada Rabb-nya untuk meminang kebutuhan-nya dengan bersumpah atas segel wali atau rasul-Nya, atau dengan menyebutkan kemulyaan pengasuh serta nabi-Nya, seperti perkataan-nya Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada Engkau demi penanggung jawab-Mu fulan – atau demi kemulyaan utusan tuhan-Mu fulan – , maka variasi tawassul ini-pun tidak diperbolehkan karena bersumpah dengan nama makhluk kepada makhluq dilarang, maka bersumpah dengan nama khalayak kepada Allah lebih dilarang lagi. Kemudian seorang hamba tidak memiliki hak kadang kala untuk mengharuskan Allah dengan bersumpah internal mengabulkan permintaan-nya hanya dengan sekedar amal perbuatan-nya. Demikianlah yang ditunjukkan makanya dalil-dalil yang mana membentengi aqidah serta menudungi semua gapura-portal kesyirikan. 3 Hukum berobat kepada tabib & orang pintar Pertanyaan Ada segenerasi orang yang menanggung mendalami pengobatan secara tradisional menurut penuturan mereka, dan tatkala saya datangi riuk satu dari mereka berucap engkau kepada-ku “Tuliskan nama-mu serta logo ibu-mu, dan datanglah esok periode kesini . Dan tatkala ada seseorang yang pula untuk berobat, mereka berfirman “Sesungguhnya beliau kejangkitan penyakit demikian dan demikian .. , dan obat-nya adalah demikian dan demikian .. , salah suatu diantara mereka bersedia dan menerima bahwasannya dia menunggangi Al-Qur’an ayat-ayat Al Qur’an n domestik memulihkan pasien-nya. Bagaimana pendapat ia tentang apa yang mereka bikin serta apakah syariat mendatangi mereka ? Jawaban Barang siapa nan melakukan ulah diatas didalam pengobatannya, maka kejadian ini merupakan indikasi nan jelas bahwasannya dia meminta bantuan jin, dimana dia mengaku mengetahui keadaan-hal yang ghoib. Maka tak boleh seseorang berobat kepada-nya sebagaimana bukan boleh seseorang mendatangi-nya, tidak pun menanya kepada-nya, hal ini berlandaskan sabda Nabi SAW dalam menghukumi spesies manusia di atas “ Produk kali yang menghadap paranormal dan menanya kepada-nya tentang sesuatu hal-situasi yang ghoib maka tidak diterima sholat-nya sepanjang empat desimal malam “ . HSR. Muslim Dan mutakadim cak semau riwayat bermula Rasulullah Saw didalam banyak hadits-nya tentang larangan mendatangi para tabib, paranaormal, dan tukang sihir, serta larangan berusul menanya dan mempercayai mereka, sebagaimana sabda-nya Saw “ Barang siapa menumpu medikus serta mempercayai terhadap apa yang diucapkan-nya, maka dia sudah kafir terhadap apa-apa yang telah diturunkan kepada Muhammad SAW “ . Jadi, produk siapa yang bersedia dan menerima mengetahui ilmu ghoib dengan pelbagai macam prakteknya seperti dengan melontar-lontar kerikil bencana-alai-belai kecil, atau dengan menggunakan jangat siput, atau dengan membuat garis-garis di atas kapling, ataupun dengan menyoal kepada sang pasien adapun etiket-nya, nama ibu-nya, atau sanak kerabat-nya, maka ini semua ini ialah bukti indikasi bahwasannya kamu tertera paranormal dan para tabib nan Rasulullah Saw melarang kita untuk bertanya serta mempercayai-nya . 4 Makna sabda Rasulullah Saw “ Semua golongan ikut neraka kecuali belaka satu golongan “ Pertanyaan Apa pamrih sabda Rasulullah SAW tentang ummat-nya dimana sira bersabda didalam suatu hadits “ Mereka semua masuk neraka kecuali namun satu “ , maka apakah yang dimaksud satu dalam hadits ?, dan apakah sapta puluh dua golongan nan termaktub internal hadits semua-nya kekal di neraka begitu juga layaknya anak adam musyrik, atau tidak? Dan apabila dikatakan ummat Utusan tuhan Muhammad SAW, maka apakah lafadz ”ummat “ disini bisa diartikan umum meliputi pengikutnya SAW dan yang bukan pengikutnya SAW?, atau ummat sekadar dikhususkan kepada siapa nan menirukan-nya SAW sekadar dari ummat ini ? Jawaban Maksud lafadz “ Ummat “ dalam hadits diatas merupakan “ Ummat Ijabah Ummat Islam / Ummat yang mengajuk Rasul-nya SAW , dan mereka ini ummat ijabah terbagi menjadi sapta puluh tiga golongan yang sapta puluh dua golongan adalah pekerja kesesatan ahli bid’ah yang tidak sampai mengeluarkan mereka dari Islam, mereka akan diadzab dengan pebuatan bid’ah serta kesesatan-nya kecuali lakukan siapa nan diampuni dosa-dosanya maka itu Allah SWT maka beliau akan dimasukkan ke internal syurga. Sedangkan satu golongan yang selamat mereka-lah golongan “ Ahlus sunnah wal Jama’ah “ yang mengikuti sunnah Utusan tuhan mereka Saw , serta berpegang teguh terhadap apa nan cak semau pada Rasulullah SAW dan para sahabat-nya Radliyallah anhum , mereka itulah nan Rasulullah SAW sifati kerumahtanggaan hadits-nya Patuh-lah ada suatu golongan dari ummat-ku yang senantiasa berpijak taat di atas kesahihan, mereka tidak terpengaruh terhadap individu-sosok yang merentang serta memerangi mereka sebatas datang kelestarian pertolongan Tuhan . Akan halnya orang yang cak durhaka dari Islam dengan sebab perbuatan bid’ah-nya, maka sepatutnya ada ia merupakan termasuk “ Ummat Da’wah “ bukan “ Ummat Ijabah “ dan dia kekal di intern neraka, inilah pendapat yang rojih yang kuat . Cak semau kembali yang berpendapat bahwasannya lafadz “ Ummat “ yang dimaksud di dalam hadits di atas ialah “ Ummat Da’waduh “ , yang berarti mencengam semua ummat yang Nabi SAW diutus kepada-nya, baik yang beriman kepada-nya alias nan mengkufuri-nya, sedangkan makna lafadz “ Satu golongan “ adalah “ Ummat ijabah “ mereka itulah nan beriman kepada Nabi SAW dengan sebenar-benar keimanan dan meninggal dalam keagamaan-nya, mereka-lah golongan yang diselamatkan dari jago merah neraka, baik didahului maka itu siksa maupun enggak, pada akhirnya Halikuljabbar akan masukkan ke dalam syurga. Akan halnya dua desimal sapta golongan selain “ Golongan nan diselamatkan “ maka mereka kekal di intern neraka. Dengan demikian, jelaslah bagi kita bahwasannya “ Ummat Da’waduh “ lebih umum sifatnya dari “ Ummat Ijabah “ , maka komoditas siapa yang termasuk berpokok “ Ummat Ijabah “ anda-pun termasuk “ Ummat Da’wah “, dan boleh jadi yang termaktub “ Ummat Da’waduh “ belum tentu masuk dalam “ Ummat Ijabah “ . 5 Hukum sholat di masjid yang di dalamnya kuburan Pertanyaan Bolehkah sholat di masjid nan di dalamnya ada kober para waliyullah ? Jawaban Masjid-masjid yang dibangun di atas kuba tidak boleh didirikan sholat sreg-nya, baik nan dikubur di dalamnya adalah orang-hamba allah shaleh ataupun bukan, karena Rasulullah SAW telah melarang dan mengancam peristiwa itu, beliau SAW melaknati orang-orang yahudi dan nashroni terhadap perbuatan mereka yang menjadikan kuburan para nabi mereka ibarat musala-musala yang disembah, sebagaimana hadis riwayat Aisyah Radhiyallah anha dimana Rasulullah SAW berfirman Yang mahakuasa melaknati makhluk-hamba allah yahudi & nashroni dikarenakan mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid HSR. Bukhori & Muslim . Privat riwayat lainnya berpokok Aisyah bahwasanya Ummu Salamah dan Ummu Habibah Radhiyallah anhuma tatkala mereka berdua memberitahu Rasulullah Saw adapun sebuah gereja yang mereka lihat di Habasyah dimana didalamnya terdapat gambar-susuk anak adam, maka Rasulullah SAW menjawab Demikianlah, apabila diantara mereka ada bani adam sholeh meninggal, mereka bangun di atas kuburan-nya sebuah sajadah dan mereka memajang buram-gambar di dalam-nya, mereka-lah sejelek-jelek ciptaan disisi Allah HSR. Bukhori & Muslim . Imam Muslim dalam kitab shohih-nya menarikhkan dari Jundub kacang Abdillah Al Bajaly semenjak Nabi SAW bersabda Ketahuilah, sesungguhnya makhluk-orang sebelum kamu menjadikan taman bahagia-makam para nabi dan orang-orang sholeh mereka misal masjid, pulang ingatan .. janganlah sira jadikan kuburan-kober sebagai masjid karena selayaknya aku melarang kalian berusul berbuat peristiwa demikian . Hadits-hadits shahih di atas dan riwayat-riwayat lainnya yang semisal, semuanya menunjukkan pantangan sholat di masjid-masjid yang cak semau kuburannya, serta laknatan bagi barangkali yang melakukan-nya, sampai-sampai terdapat riwayat bermula Jabir bermula Rasulullah Saw bahwasanya sira Melarang mengapur kuburan, mendirikan bangunan di atasnya, serta duduk-duduk di atasnya . Maka kewajiban para kepala umat Islam di semua negara Islam untuk melarang orang-khalayak terbit mendirikan konstruksi di atas kuburan dan membangun masjid-sajadah di atas-nya, sebagaimana wajib atas mereka para penasihat ummat Islam melarang orang-turunan dari mengapur taman bahagia, duduk-duduk di atas-nya, serta batik coretan pada bangunan taman bahagia, keadaan ini berdasarkan hadits-hadits shohih dan lakukan menutup portal nan mengantarkan kepada sikap ghuluw resan melampui batas terhadap si mayit dan berpangkal mengamalkan syirik kepada-nya . Kita meminta kepada Allah, semoga Allh senantiasa memberikan taufiq kepada para pemimpin ummat Islam demi kemaslahatan hamba-hambaNya serta negara-negara mereka, dan semoga Allah memenangkan agama-Nya melalui mereka, dan melindungi mereka serta syari’atNya berbunga para penentang-nya, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Mengabulkan . 6 Hukum bersujud kepada kuburan serta menyembelih hewan objek buat-nya Soal Apa hukum bersujud kepada taman bahagia serta menzabah dabat korban untuk-nya ? Jawaban Bersujud kepada kuburan serta menyembelih hewan korban untuk-nya yaitu kelakuan sosok-orang musyrik jahiliyyah dan termasuk syirik besar, kerena kedua bentuk polah di atas yakni merupakan ibadah sedangkan ibadah tidak dilakukan kecuali hanya diperuntukkkan bagi Allah SWT semata. Dan siapa pun memalingkan ibadah kepada selain Allah berarti dia musyrik, Allah bersuara “ Katakanlah, sesungguhnya sholat-ku, ibadah-ku, jiwa dan senyap-ku hanya untuk Allah, Rabb segenap alam, tidak terserah sekutu lakukan-Nya; dan demikian itu-lah yang diperintahkan kepada-ku dan aku adalah individu nan pertama-tama memasrahkan diri kepada Yang mahakuasa “ . Al An’am 162 – 163, firman Halikuljabbar lainnya “ Sesungguhnya Kami telah memberikan pada-mu kenikmatan yang lautan sungai kautsar di syurga, maka dirikan-lah sholat karena Rabb ia dan berkorban-lah “ . Al Kautsar 1 – 2 . Ayat-ayat di atas dan nan semisal-nya menunjukkan bahwasannya sujud dan berkorban ialah adalah ibadah, sementara itu memalingkan ibadah kepada selain Allah yaitu perbuatan penyekutuan allah. Tak diragukan bahwasannya tujuan mereka pergi ke kuburan kerjakan bersujud dan berkorban kepada-nya adalah internal rangka memulyakan dan menghormati orang yang terserah di dalam taman bahagia serta bermaksud bertaqarrub mendekatkan diri kepada-nya dengan mendebah memberikan hewan korban buat si mayit. Dalam suatu hadits jenjang yang diwirayatkan maka itu Pastor Orang islam akan halnya haramnya berkorban untuk selain Allah dan laknat atas pelakunya . Dari Ali bin Abi tholib berkata Rasulullah SAW memberitahu-ku akan empat perkara Halikuljabbar melaknati orang yang berkorban kepada selain Allah, Halikuljabbar mengutuk siapa nan melaknati kedua ibu bapak-nya, Allah melaknat siapa yang mencagar pelaku bid’ah mubtadi’, dan Allah menyeranah siapa yang merubah isyarat tanah . Debu Dawud pada kitab sunan-nya meriwayatkan dari Tsabit kedelai Dlohak ia berbicara “Ada seseorang yang bernadzar dengan menyembelih seekor unta di Bawanah etiket sebuah tempat, maka Rasulullah SAW bertanya Apakah dahulu disana terletak berhala semenjak berhala-tagut jahiliyyah nan disembah ? mereka menjawab “Tidak!, maka Rasulullah Saw bertanya lagi apakah tinggal mereka mengadakan ied di tempat itu peringatan / acara raksasa mereka ? mereka menjawab “Tak, maka Rasulullah SAW berfirman Tunaikanlah nadzar kamu karena sesungguhnya lain boleh seseorang menunaikan nadzar-nya dalam bagan bermaksiat kepada Halikuljabbar “ . Nash-nash di atas menunjukkan kualat Allah kepada orang yang berkorban kepada selain-Nya, serta haramnya mendabih hewan mangsa di ajang yang diagungkan di sana selain Sang pencipta baik positif fetis, taman bahagia, ataupun suatu program bagi orang-orang musyrik, walaupun sira menyembelih dengan berniat karena Yang mahakuasa . 7 Hukum menulis goresan ALQur’an puas konstruksi kuburan Tanya Apakah boleh meledakkan sebuah papan yang terbuat dari besi atau yang sejenisnya di atas kuburan sang jenazah dengan garitan-tulisan berpokok Al Qur’an, segel si mayat, tanggal wafat-nya, dsb … ? Jawaban Tidak boleh menggambar ayat-ayat Al Quran atau coretan lainnya baik pada papan peristirahatan terakhir sang buntang ataupun plong medan lainnya, hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir dimana Rasulullah Saw Melarang mengapur kuba membangun, duduk-duduk di atasnya, dan dibangun di atas bangunan . HSR. Muslim, dan Rohaniwan Tirmidzi & Nasai dengan sanad yang shoheh menambahkan Tidak bisa cak semau gubahan di atasnya 8 Hukum membaca Al Qur’an untuk si mayit Pertanyaan Apakah syariat referensi Al Qur’an kerjakan si mayit, sama dengan yang untuk makanya sebagian masyarakat dimana mereka menyiapkan mushaf-mushaf di rumah-nya atau di rumah si mayit dengan tujuan agar supaya setiap tetangga atau kenalan nan berziarah berkenan membaca Al Qur’an satu juz misalkan. Sesudah selesai mengaji meraka berdo’a untuk si mayit serta menghadiahkan pahala bacaan-nya cak bagi sang batang, kemudian mereka menghindari tanpa menjeput upah dari shahibul bait pemilik rumah. Apakah sampai pahala wacana dan do’a tersebut kepada si buntang ? atas penjelasannya kami haturkan terima kasih. Jawaban Perbuatan di atas dan yang semisalnya enggak cak semau dasarnya baik bermula Rasulullah Saw maupun para sahabatnya radhiyallah anhum nan mengisyaratkan bahwasannya mereka pertalian melakukan perbuatan di atas bahkan Rasulullah SAW bersabda dalam riuk satu hadits “ Barang mana tahu ber’amal dengan satu amalan yang tidak ada perintah dan contoh dari kami, maka amalan tersebut tertolak “ HSR. Orang islam , dan dari Aisyah radhiyallah anha bahwasannya Rasulullah SAW berujar “ Siapa-siapa yang mengadakan satu amalan yang tidak ada perintah dan contoh berpangkal kami, maka amalan tersebut tertolak “ HSR. Bukhori & Muslim, dan bersumber Berkelepai Bahwasannya Rasulullah Saw pernah berkhotbah di perian jum’at seraya bersabda “ Dan pasca- itu .. sesunguhnya secantik-baik bacot adalah perkataan Tuhan SWT, dan sebaik-baik petunjuk adalah ajaran Nabi Muhammad Saw, dan sejelek-jelek perkara yaitu perkara nan diada-adakan, dan semua perkara yang diada-adakan adalah kesesatan “ .HSR. Muslim, Imam Nasai menambahkan dengan sanad nan shoheh “dan semua kesesatan akan turut neraka “ . Adapun shodaqoh dan do’a yang diperuntukkan pahalanya untuk si mayit maka peristiwa ini bermanfa’at lakukan si mayit dan pahalanya sampai kepada-nya dengan tenang dan tenteram ummat Selam . 9 Syariat menulis jimat-jimat mantera , tangkal, dan yang semisal Pertanyaan Suka-suka segolongan orang yang menulis azimat-azimat bikin orang-orang yang linu, anak adam-orang gila, dan makhluk-bani adam nan tertimpa provokasi rohaniah baik dengan mengaryakan Al Qur’an maupun hadits, sedangkan kami mutakadim menasehati mereka akan hanya mereka malah berfirman “ menulis pencacau dengan Al Qur’an dan hadits tidak di larang .. ! ”, bahkan di antara mereka ada nan menautkan sendiri azimat pada insan yang sakit padahal dia tak dalam kejadian suci seperti perempuan yang haidh, nifas, sosiopat, hamba allah yang adv minim akalnya, momongan kecil yang belum bisa mengecualikan dan tidak pula n domestik keadaan lugu. Apakah perbuatan di atas diperbolehkan ? Jawaban Rasulullah SAW mengizinkan seseorang melakukan ruqyah terapi baik dengan Al Qur’an, dzikir-dzikir, ataupun do’a-do’a selama tidak berbau syirik maupun menggunakan congor yang tidak difahami maknanya, seperti diriwayatkan oleh Auf bin Malik “Tinggal kami persaudaraan melakukan ruqyah di zaman jahiliyyah, kami-pun bertanya kepada Rasulullah SAW Ya, Rasulullah bagaimana menurutmu tentang ruqyah yang kami lakukan*?. Rasulullah SAW bersabda “ Tunjukkan kepada-ku bagaimana cara kalian meruqyah, karena dibolehkan ruqyah apabila lain mengandung kesyirikan “ Para jamhur telah seia adapun diperbolehkan-nya ruqyah apabila memenuhi persyaratan di atas dengan syarat dia harus berketentuan bahwasannya ruqyah hanyalah sebab bukan akan memberikan pengaruh apapun KECUALI dengan karsa Allah. Akan halnya sesuatu yang digantungkan pada leher atau anggota badan lainnya dengan maksud menyurutkan penyakit, bahaya, dsb kalau bukan dari Al Qur’an maka hukumnya haram bahkan dapat syirik, hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnad-nya dari Imron bin Husien dimana Rasulullah SAW mengaram seseorang memakai sebuah gelang di tangan-nya yang terbuat dari tembaga belek, maka Rasulullah SAW bertanya kepada-nya “ Kenapa ia memakai gelang ini ? “ orang tadi menjawab “Bakal menolak Wahinah penyakit yang mengupas lengan, Rasulullah Saw menjawab “Lepaskanlah gelang itu mulai sejak tangamumu karena kamu lain akan memberikan manfa’at kecuali akan menggunung penyakit dan kelemahan padamu, dan andaikan ia meninggal sedangkan gelang itu masih ada pada-mu niscaya kamu bukan akan bahagia selamanya “ . Hadits dho’if letoi N domestik riwayat lainnya dari Imam Ahmad dimana Rasulullah SAW bersabda “Siapa pun menggunakan tamimah Sesuatu tangkal yang dikalungkan pada leher anak-anak diyakini kerjakan melindungi mereka dari penyakit Ain atau bahaya lainnya berharga sudah lalu berbuat syirik “ . sementara itu riwayat yang terdapat pada Imam Ahmad serta Abu Dawud berbunga Anak laki-laki Mas’ud berfirman saya mendengar Rasulullah SAW bersabda “ Sesungguhnya Ruqyah yang tidak syar’i, tamimah, dan tiwalah pelet, jimat yang dianggap bisa membikin suami ulam-ulam, atau lelaki dan perempuan saling menyintai yakni perbuatan syirik “ Adapun jika yang dikalungkan ayat-ayat al-Alquran, maka pendapat yang benar adalah hal itu dilarang juga, karena tiga alasan 1 Keumuman hadits-hadits yang cak semau, yang melarang seseorang menggantungkan pencacau maupun tolak bala’, dan tidak ada suatu riwayat-pula yang shoheh yang membedakan keumuman hadits-hadits tersebut. 2 Menutup perkembangan yang bisa mengantarkan kepada perbuatan nan makin buruk, adalah mencangkekan sesuatu yang bukan dari ayat-ayat al-Qur’an. 3 Sesuatu yang dikalungkan yang berupa ayat-ayat al-Alquran terancam akan mengalami penghinaan, misalnya ia akan membawanya timbrung ke WC, maupun memakainya musim bersenggama dengan istri, dll. Adapun menuliskan kopi atau ayat-ayat dari Al Qur’an pada papan, tembok, dan kertas lalu dicuci dengan air atau petro za’faron atau yang lainnya, kemudian diminum airnya dengan maksud mendapatkan barokah, hobatan, harta, serta kesegaran, dan lain sebagainya maka kami belum pernah mengetahui bahwasannya Nabi Saw dan para sahabat-nya nikah berbuat hal ini, enggak pula beliau pernah mengizinkan kepada koteng-kembali dari sahabat-nya serta ummat-nya meskipun ada faktor-faktor yang bisa mendorong mereka untuk mengamalkan kejadian tersebut. Karena itu yang utama adalah meninggalkannya dan tidak menggunakannya, dan hendaknya mencukupkan diri dengan segala yang mutakadim dituntun makanya syari’at, ialah dengan ruqyah baik dengan ayat-ayat Al Qur’an, nama-nama Sang pencipta nan indah, alias dzikir-dzikir dan do’a-do’a berpokok Utusan tuhan Saw atau yang selainnya yang difahami akan maknanya dan tidak ada kerancuan padanya ragam syirik. Serta hendaklah seseorang bertaqorrub kepada Allah dengan apa yang disyari’atkan, dengan harapan moga supaya Almalik SWT memberinya pahala, menghilangkan kesusahan dan patos-nya, serta membagi-nya hobatan yang bermanfa’at, karena barang boleh jadi yang mencukupkan diri dengan segala apa nan disyariatkan Allah, niscaya Allah akan mencukupinya sehingga anda tidak memerlukan yang bukan.
Maka itu seburuk-buruk jual-beli yang mereka lakukan. (Q.S. Ali Imran [3]: 75) Huruf lam pada ayat: لَتُبَيِّنُنَّهٗ لِلنَّاسِ adalah "lam qasam", dan kalimat sesudahnya adalah jawab qasam, sebab " akhadzallahu mitsaaq " bermakna " istihlaf " (mengambil sumpah). Demikianlah pengenalan kita terhadap macam
Au lendemain de la tuerie dans la grande mosquée de Québec, plusieurs membres de la communauté musulmane ont déploré que les préjugés envers l’islam demeurent tenaces en raison d’une certaine méconnaissance dans la population. Qu’en est-il? Voici quelques questions sur l’islam dans le monde et chez nous. QuizQu’est-ce qu’un musulman? Un arabe Une personne qui vit dans un pays arabe Une personne qui pratique l’islam Un Maghrébin L’islam est la religion, le musulman est la personne qui la pratique. Que signifie islam»? Paix, soumission, obéissance à Dieu Arabe Religion Planète Les Arabes mais aussi parfois les musulmans non arabes disent Assalamu Alaykoum» pour se saluer. Qu’est-ce que ça signifie? Yo! Que la paix soit avec toi Je te salue dignement, mon ami Bonjour Pour répondre, on dit wa-alaykoum assalam». Que doivent faire les musulmans pendant le mois du ramadan? Jeûner de l’aube au coucher du soleil Lire le Coran Donner aux pauvres Commémorer plusieurs événements importants de l’islam Toutes ces réponses Le ramadan est le mois le plus saint de l’islam. Les dates varient. En 2017, ce sera du 27 mai au 24 juin. Quel est le pays où l’on compte le plus grand nombre de musulmans? Iran Indonésie Turquie Irak L'Indonésie Et de loin. On y compte 205 millions de musulmans. Le deuxième pays est le Pakistan, avec 178 millions. Les musulmans représentent quelle proportion de la population mondiale? 23% Derrière le christianisme, mais devant l’hindouisme. Quel pourcentage de la population est de confession musulmane au Québec?En 20 ans, le nombre de musulmans au Canada… … est demeuré sensiblement le même … a doublé … a quadruplé … a décuplé Parmi ces pays, lequel n’est pas à majorité musulmane. Lequel? Bosnie-Herzégovine Kosovo Malaisie Maroc Aucun La Bosnie et le Kosovo sont en majorité musulmans. Sept des dix plus grands pays musulmans du monde ne sont pas arabes. Lequel de ces pays à majorité musulmane ne fait pas partie du monde arabe»? Iran Yémen Tunisie Algérie L'Iran On n’y parle pas arabe, mais le persan. Lequel de ces pays interdit aux femmes de voter au niveau national? Le Vatican Le pape est le chef de l’État du Vatican, et celui-ci est élu par des cardinaux, qui sont tous des hommes. Les femmes ont le droit de vote dans tous les pays musulmans. Par contre, le droit de vote est limité tant pour les hommes que pour les femmes, aux Émirats Arabes unis et en Arabie Saoudite. Combien trouve-t-on de mosquées et de lieux de prières pour les musulmans à Montréal?Combien trouve-t-on de cimetières musulmans à Québec? Le maire Régis Labeaume aimerait en implanter un.
Al-Quran sebagai petunjuk jalan kebenaran. Membawa manusia daripada kegelapan kepada cahaya yang terang. 6. Membaca al-Quran mendapat ganjaran pahala dan syafaat daripada Allah. Rasulullah saw bersabda dengan maksud: 'Bacalah al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya .

NUZULUL Quran diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan. Tanggal ini diambil berdasarkan nash alquran dan catatan sejarah. Mau tahu? Inilah ulasannya. Secara tegas Alquran menyatakan dalam Surat al-Baqarah ayat 185, bahwa peristiwa nuzulul quran terjadi dalam bulan Ramadhan. “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil.” al-Baqarah [2] 185. Keterangan ayat di atas kuat dalam menginformasikan bulan penurunan Alquran, adapun tanggal penurunannya tidak disebut. Nah, bagaimana soal penetapan tanggal 17 Ramadhan sebagai nuzulul quran? Para ulama mencari keterangan lain untuk memperkhusus penjelasan ayat di atas yang masih umum. Jalan yang ditempuh adalah dengan mencari penjelasan dari ayat lain, keterangan dari sabda Rasul dan atsar para sahabat. Hasilnya, ada dua pendapat ulama. Pertama menunjuk tanggal 17 Ramadhan, dan lainnya menyebut tanggal 24 Ramadhan. Untuk menjelaskan ayat 185 Surat al-Baqarah di atas, sebagian ulama merujuk kepada ayat berikut “Ha mim. Demi kitab Al Qur’an yang menjelaskan. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” al-Dukhan [44] 3. Dan; “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al Qur’an pada malam kemuliaan.” al-Qadr [97] 1. Ayat di atas menjelaskan tentang turunnya Alquran pada lailatul qadar atau malam qadar. Malam Qadar diketahui memang terjadi dalam bulan Ramadhan. Maka ayat ini menambah kepastian informasi dalam surat al-Baqarah 185 di atas, namun tanggalnya masih tidak bisa dipastikan. Tidak pastinya tanggal dari penafsiran berdasar ayat di atas membuka peluang untuk mempertimbangkan informasi lain berdasar ayat 41 surat al-Anfal. “Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami Muhammad di hari Furqaan yawm al furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” al-Anfal [8] 41. Sebagian ulama menjadikan ungkapan “yawm al-furqân” dalam ayat ini sebagai kata kunci dalam mencari hari pertama penurunan Alquran. Ayat ini menjelaskan, bahwa yawm al-furqân adalah hari di mana dua jamaah bertemu. Menurut Ibn Ishâq, ini adalah hari berhadapannya umat Islam dengan musyrikin Quraysy di perang Badar. Berdasar catatan sejarah, peristiwa ini terjadi Jumat, tanggal 17 Ramadhan tahun kedua hijrah. Inilah yang kemudian memepertegas penetapan tanggal 17 Ramadhan sebagai hari diturunkannya Alquran. Penjelasan ayat di atas tentang Alquran yang diturunkan pada hari yang sama dengan perang Badar, dipahami sebagai isyarat bahwa Alquran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian. Keluasan jangka waktu dalam ayat 185 surat al-Baqarah telah dipersempit oleh penjelasan malam qadar dalam Surat al-Dukhan dan al-Qadar. Dengan menjadikan malam qadar sebagai kata kunci, para ulama juga merujuk kepada hadis berikut “Dari Ā’isyah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda “Carilah malam qadar dalam malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”. HR. al-Bukhari Informasi lain yang bisa dirujuk adalah hadis yang di-takhrīj-kan oleh Ahmad, dan Thabrani berdasarkan riwayat dari Qatadah Nabi Saw. bersabda “Suhuf untuk Nabi Ibrahim diturunkan pada awal Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Zabur diturunkan pada dua belas Ramadhan, Injil diturunkan pada delapan belas Ramadhan, dan Alquran diturunkan pada dua puluh empat Ramadhan.” Al-Qurthubî dalam tafsirnya al-Jâmi li Ahkâm al-Qur’ân meyakini bahwa hadis ini merupakan petunjuk yang melatari pendirian al-Hasan, bahwa Alquran diturunkan pada malam dua puluh empat Ramadhan, al-Qurthubî, II, 266. Secara sanad, hadis ini bernilai hasan dan bisa dipedomani, bahkan al-Albani yang telah melakukan kritik sanad terhadap hadis ini memasukkannya dalam kitab Sahih al-Jâmi. Namun secara matan hadis ini masih harus dikritisi, sebab jika dibandingkan dengan hadis sahih di atas terlihat adanya kontradiksi. Malam qadar yang disebut di sana adalah malam ganjil, sementara hadis ini menyebut malam genap malam dua puluh empat sebagai malam penurunan Alquran, padahal jelas malam penurunan Alquran itu adalah malam qadar yang menurut hadis sahih malam ganjil. Dengan demikian, informasi dari hadis ini tidak sampai kepada derajat meyakinkan secara pasti. Lalu bagaimana dengan pendirian ulama yang berpegang kepada tanggal 17 Ramadhan? Secara redaksional ayat 41 Surat al-Anfal menjelaskan tentang harta ganimah, bukan peristiwa penurunan Alquran. Berbeda dengan Surat al-Dukhan dan al-Qadar, yang secara munâsabah, redaksinya memang menjelaskan tentang penurunan Alquran. Jadi dari sudut pandang ini menjadi lebih lemah dibanding surat al-Dukhan dan al-Qadar, namun begitu sebagian ulama yakin bahwa isyarat dalam ayat ini bisa dijadikan hujah. Al-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa yawm al-furqân adalah hari perang Badar. Sama seperti Ibn Ishâq, ia mengangkat sebuah riwayat tentang penjelasan yawm al-furqân Dari Abdullah ibn Habib, al-Hasan bin Abi Thalib berkata “Malam al-furqān yang merupakan hari bertemunya dua jamaah, adalah malam tujuh belas Ramadhan”. Menurut Ibn Katsir, riwayat di atas bernilai baik jayd dan kuat, ia juga menambahkan riwayat lain dari Ibn Mardawiyyah yang katanya sahih, Ibn Katsir, IV, 47. Dengan demikian, yawm al-furqân yang dijelaskan Alquran sebagai hari berhadapannya dua pasukan muslim-musyrik di Badar, dapat dipastikan terjadi pada 17 Ramadhan. Disebutnya yawm al-furqân hari pembeda dalam ayat di atas, memberi alasan untuk menghubungkan dua peristiwa yang berselang lima belas tahun ini sebagai peristiwa yang waktu kejadiannya sama. Jadi berdasar ayat 41 surat al-Anfal, sebagian ulama menyimpulkan bahwa perang Badar terjadi dalam waktu yang sama dengan peristiwa penurunan Alquran, yaitu sama-sama terjadi pada malam Jumat tanggal 17 Ramadhan. Disimpulkan bahwa Alquran diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan tahun pertama pengangkatan Nabi Muhammad sebagai Rasul. Peristiwa nuzulul quran sendiri terjadi bersamaan dengan diangkatnya nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Tempatnya di gua Hira’, yaitu tempat di mana biasanya Nabi saw. bertahannus mengasingkan diri dalam bulan Ramadhan. Di sanalah Nabi Muhammad diyakini menerima wahyu pertama yaitu 5 ayat pertama surat Al Alaq. [] SUMBER JABBARSABIL

Didalam al-Qur’an, banjir pernah menelan korban jiwa kaum ‘Ad, negeri Saba’ dan kaumnya Nabi Nuh. Peristiwa ini dapat kita telaah dalam beberapa ayat al-Qur’an di antaranya surah Hud ayat 32-49, surah al-A’raf ayat 65-72, dan surah Saba ayat 15-16. Secara teologis, awal timbulnya banjir tersebut karena pembangkangan umat manusia pada
Related PapersQasam is one of the Arabs' habit since pre-Islamic in communicating to convince the interlocutor mukhathab. This habit continues until Islam comes with the Qur'an as a guide to human life. The Qur'an descended on their environment and adapted to their habits in delivering divine messages. Human psychological conditions on receiving the message of Allah  are different. Some receive the message without the slightest doubt in their minds, so there is no need to swear to convince him and those who feel doubtful about the divine message so it is necessary to the amplifier and ironically, there is no confidence in the divine kalam, so that it must be accompanied by more than one amplifier. In the swearing, several elements must be fulfilled, namely fi`il qasam, muqsam bih, and muqsam alaihi. There are two models of qasam in the Qur'an, qasam zhāhir; which is clearly visible fi`il qasam and muqsam bih, while qasam mudhmar; the fi`il qasam and muqsam bih are not mentioned. The existence of qasam in the Koran to eliminate doubts and misunderstanding mukhāthab of the al-Qur'an itself, which is why they increase their confidence in it and the truth is established that the Koran is truly a revelation of Allah  and revealed to the Prophet Muhammad  to be transmitted to the humankind. Abstrak Qasam merupakan salah satu kebiasaan orang Arab sejak pra Islam dalam berkomunikasi untuk meyakinkan lawan bicara mukhāthab. Kebiasaan ini terus berlanjut hingga Islam datang dengan al-Qur`an sebagai pedoman hidup manusia. Al-Qur'an turun di lingkungan mereka dan menyesuaikan dengan kebiasaan mereka dalam penyampain pesan ilahi. Kondisi psikologis manusia dalam menerima pesan Allah  tersebut berbeda-beda. Ada yang menerima pesan tersebut tanpa ada keraguan sedikitpun dalam pikirannya sehingga tidak perlu bersumpah untuktinjauan umum tentang qasamThe Qur'an is the revelation of God as well as guidance or life guide for mankind. In Encyclopedia of the Qur'an says that the scholars differ about the origin of words and the meaning of the word al-Quran. Al-Farra, for example, says that the words of the Koran Qur'an is derived from kataqarina past tense verb forms, qarinah singular noun and qara'in plural. So named because of one verse with another verse there is a close nahwu dan Ilmu Sharaf pernah mengalami masa “krisis” yang diindikasikan hanya untuk kepentingan ilmu Nahwu dan Sharaf, jauh dari realita bahasa yang digunakan oleh masyarakat Arab. Namun dalam perkembangannya, ilmu nahwu telah banyak berkontribusi dalam memahami pesan-pesan dalam teks berbahasa Arab. Abu Aswad ad-Du’ali dari kalangan ulama mutaqaddimin yang telah merintis ilmu Nahwu atas anjuran dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib telah mendefinisikan ilmu nahwu sebagai kajian yang dilengkapi contoh-contoh untuk menentukan kedudukan kata kalimat berbahasa Arab, agar dapat menyampaikan pesan, sesuai dengan gramatika yang diambil dari kalam Arab yang fusha. Sedangkan Mu’adz bin Muslim al-Harra, ulama yang sangat berpengaruh dan tokoh Linguistik Arab yang pertama kali merintis ilmu Sharaf, mendefinisikan ilmu Sharaf sebagai ilmu tata bahasa Arab yang mengkaji perubahan bentuk kata dari satu bentuk shighat ke bentuk lainnya. KATA PENGANTAR x Andi Holilulloh, [et al.] Hadirnya buku ini yang berjudul “Ringkasan Nahwu Sharaf” merupakan ijtihad Wali Kelas Tsalis Madrasah Diniah Salafiyyah IV tahun 2018-2019 dan para muridnya, buku ini berupaya menjelaskan sejarah ilmu Nahwu dan Sharaf, gambaran umum Kitab Alfiyyah, al-Imrithiy dan Nazham al-Maqshud, kaidah Nahwu Sharaf dan Tanya jawab Nahwu Sharaf dilengkapi dengan referensinya. Kitab Alfiyyah Ibnu Malik merupakan Kitab Nahwu paling tinggi dan bermazhab Bashrah, kitab al-Imrithiy mewakili ulama Mesir yang menyajikan materi Nahwu dalam bentuk bait-bait indah yang dapat dilantunkan dengan khidmat, sedangkan kitab Nazham al-Maqshud merepresentasikan kitab ilmu Sharaf yang sajian materinya dalam bentuk bait. Ketiga kitab tersebut sangat populer dan banyak dikaji oleh para santri di madrasah dan pondok-pondok pesantren di Indonesia meskipun tidak banyak yang tahu lebih dalam karakteristik ketiga kitab study discusses al-Aqsam fi al-Qur'an Interpretation of 'A'isyah bint al-Shati 'in Kitab al-Tafsir al-Baya ni li al-Qur'a al-Karim. This research conducted library research by using the hermeneutics, philology, sociology, historical, and psychological approach. Results of this study conclude that curse in Tafsir al-Bayani is composed two aspects, the etymology and terminology. In terms of etymology, curse is true meaning and earnest pronounced by the reciter. As for the aspects of terminology, curse is a verse by way of sensory reasoning. It is diverting attention la fitah of something that can be felt Hissi to something abstract. The forms of curse are two, the oath with the letter wau al-qasam and vows with the letter la. The function of curse in al-Tafsir al-Bayani has shifted from its original function of which is to exalt or glorify oath object into a rhetorical aged in which aims to analogize between muqsam bih with Javab al-qasam. Abstrak Tulisan ini membahas topik al-Aqsam fi al-Qur'an Studi Penafsiran 'A'isyah bint al-Syati' dalam Kitab al-Tafsir al-Bayani li al-Qur'an al-Karim tentang Ayat-ayat sumpah. Untuk menjawab permasalahan pokok di atas maka dilakukan penelitian kepustakaan library research dengan menggunakan pendekatan ilmu tafsir, filologi, sosiologi, historis, dan psikologis. Hasil Penelitian ini menyimpulkan 1 Hakikat qasam dalam al-Tafsir al-Bayani terdiri dari dua aspek, yaitu etimologi dan terminologi. Dari segi etimologi qasam bermakna sumpah yang benar berbeda dengan kata half yang mengandung arti kebohongan sumpah dan ketidaksungguhan si pengucapnya. Secara terminologi, qasam adalah gaya bahasa dalam al-Qur'an yang menjelaskan makna sebuah ayat dengan cara penalaran indrawi AsbabunNuzul dan Fungsinya dalam Penafsiran Al-Qur'an. Al-Qur’an diturunkan sedikit demi sedikit selama 23 tahun masa kenabian. Ayat demi ayat diturunkan oleh Allah dalam keadaan yang berbeda-beda. Dalam ranah sosial, ada banyak ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebagai jawaban atas problem yang dialami oleh Nabi Muhammad dan para
Amtsal Al Quran PDF PDF Amsal al-Qur’an Sebuah Kajian dalam Psikologi Pendidikan Islam Hikmah Faedah Amtsal ULUM AL- QUR’AN Amstal alquran AMTSAL QUR’AN ~ Ahmad Gozali Almandili PDF AYAT-AYAT TAMTSÎL AL-QUR`AN ANALISIS STILISTIKA Hikmah Perumpamaan dalam Alquran, Ini Penjelasannya Republika Online Makalah Amtsalul Al-Qur’an PDF Amtsalul Qur’An PDF Hikmah Penyusunan Al-Quran dalam Bentuk Kumpulan Surah HEFA MANDIRI Hikmah Mengetahui Amsal Al-Qur’an Memahami Konsep Amtsal Al-Quran Dalam Kajian Ulumul Quran Amtsal dalam Al-Qur’an Studi analisis Ayat-ayat Amtsal dalam Al-Qur’an Juz 1 - Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung METODE AMTSAL DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DALAM MATA PELAJARAN PAI PROGRAM PASCASARJANA PPs UNIVERSITAS ISLAM NEGERI U Untitled Untitled MACAM DAN URGENSI AMTSAL DALAM AL-QURAN Amtsal dalam Al-Qur’an Studi analisis Ayat-ayat Amtsal dalam Al-Qur’an Juz 1 - Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung Untitled DOC Ulumul Qur’an dan Ruang Lingkup Pembahasannya Diyah Pratiwi - DOC AQSAMUL QUR’AN abdul adhim - Untitled Hikmah Faedah Amtsal PDF PESAN MORAL DALAM AMTSAL AL-QURAN PADA HEWAN Studi Analisis Komparatif Tafsir al-Quthubi dan al-Misbah SKRIPSI Oleh SYAHBAND BUKU ORIGINAL - TAFSIR AYAT-AYAT PERUMPAMAAN PENYUSUN SYAIKH MUHAMMAD BIN SHALAH - P. AL KAUTSAR Shopee Indonesia Amtsal AL Qur’an-Flip eBook Pages 1 - 16 AnyFlip AnyFlip ﻣلخﺺ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﻳتﻨﺎﻭﻝ هﺬﺍ ﺍﻟﺒﺤﺚ ﺗﺤﻠﻴﻞ ﻋﻨﺎﺻﺮ ﺍﻷﻣﺜﺎﻝ ﺍﻟ MACAM DAN URGENSI AMTSAL DALAM AL-QURAN Penggunaan IT Dalam Penafsiran Al-Qur’an-Flip eBook Pages 1 - 23 AnyFlip AnyFlip Amstal alquran METODE AMTSAL DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DALAM MATA PELAJARAN PAI PROGRAM PASCASARJANA PPs UNIVERSITAS ISLAM NEGERI U Pengantar Studi Ilmu Al Qur’an Shopee Indonesia PDF AMTSAL FIL QUR’AN farida ani - Untitled AMTSAL DALAM TAFSIR AL-SYA’RAWI Kajian Surah Al-Baqarah TESIS Diajukan kepada Program Studi Ilmu Agama Islam sebagai salah RAHASIA AYAT-AYAT AMTSᾹL TENTANG KEHIDUPAN DUNIA DALAM AL-QUR’AN Aqsam Amsal Makalah PDF PESAN MORAL DALAM AMTSAL AL-QURAN PADA HEWAN Studi Analisis Komparatif Tafsir al-Quthubi dan al-Misbah SKRIPSI Oleh SYAHBAND forum cangkruk bareng QASHAS AL- QUR’AN DAN AMTSAL AL- QUR’AN Top PDF Al-Hikmah 2 - Amtsal dalam Al-Qur’an Studi analisis Ayat-ayat Amtsal dalam Al-Qur’an Juz 1 - Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung Untitled PERUMPAMAAN DALAM AL-QUR’AN AMTSAL AL-QUR’AN – Syahid Inspirational Bumi dan Air dalam Kajian Al-Qur’an Islam NU Online Pengantar Studi Ilmu Al Qur’an Shopee Indonesia FUNGSI PERUMPAMAAN DALAM AL-QUR’AN Untitled Makalah Qashash Al qur’an METODE MENGAJAR DALAM AL-QUR’AN KAJIAN SURAT AN-NAHL AYAT 125 Panduan Akademik 2018 - STKIP Al Hikmah Surabaya by Rian Surya Putra - issuu amtsal Instagram posts - FIKIH KONTEMPORER BAHASA LOKAL Studi Kitab al-Hikmah Karya KH. Ahmad Syakir Lasem hikmah amtsal Quran Mantiqi’s Weblog DOC AMTSAL AL-QUR’AN Jai Jailani - PDF Materi, Metode, dan Evaluasi Pembelajaran dalam Perspektif al-Qur’an Makiyyah Madaniyyah dan Qiraat Al-Qur’an Jual Buku Ilmu Tafsir Edisi Revisi by Prof. Dr. H. Rachmat Syafei di Lapak TB. Lam Giat Aksara Bukalapak Hikmah dan Faedah Pengulangan Qasas Al Quran Halaman 1 - AMTSAL DALAM AYAT-AYAT SURGA DAN NERAKA Amtsal AL Qur’an-Flip eBook Pages 1 - 16 AnyFlip AnyFlip Top PDF Al-hikmah - Amtsal Al-Qur’an PDF ULUM AL- QUR’AN PAI2 Irfan Makalah Amsal Qur’ - AMTSAL AL-QUR\u2019AN Dipresentasi pada Mata Kuliah Ulumul Qur\u2019an OLEH MUHAMMAD IRFAN 80200220052 PROGRAM MAGISTER Course Hero METODE AMTSAL DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DALAM MATA PELAJARAN PAI PROGRAM PASCASARJANA PPs UNIVERSITAS ISLAM NEGERI U Contoh Soal UAS Tentang Al-qur’an. Lengkap!! - Mencari Pendidikan Contoh Soal Uts Hadits Tarbawi Pengertian Amtsal dalam al-Quran Menurut Ahli Tafsir Beserta Contohnya Top PDF Al-hikmah - AMTSAL DALAM TAFSIR AL-SYA’RAWI Kajian Surah Al-Baqarah TESIS Diajukan kepada Program Studi Ilmu Agama Islam sebagai salah MAKNA TILAWAH, TAZKIYAH, TA’LIM AL-KITAB WA AL-HIKMAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN TELAAH SURAT AL-JUMUAH AYAT 2 AMTSAL AL KAJIAN AL STAI Darul Ka Artikel ini membahas tentang amt banyak macamnya. Kita bis faedah secara khusus dari sa Kajian Ayat Kauniyah PDF Untitled METODE AMTSAL DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DALAM MATA PELAJARAN PAI PROGRAM PASCASARJANA PPs UNIVERSITAS ISLAM NEGERI U Top PDF Al-Hikmah 2 - Bahan kuliah ulumul qur’an Ilmu yang Diperlukan untuk Tafsir Alquran Republika Online PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN QASHASH AL-QUR’AN Top PDF Al-hikmah - Amtsal dalam Al-Qur’an Studi analisis Ayat-ayat Amtsal dalam Al-Qur’an Juz 1 - Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung PROLOG Al-Qur’a>n al-Kari>m yang berada di tengah-tengah manusia dewasa ini, telah diyakini bahwa ia tidak berbeda sedikit pun dengan al-Qur’an yang disampaikan. - ppt download Buku Tafsir Ayat-Ayat Perumpamaan Amtsal Al-Qur’an Shopee Indonesia Top PDF Al-Hikmah 2 - ULUM AL- QUR’AN Makna Amtsal atau Perumpamaan dalam Al Quran – OKnews AMTSAL DALAM AL-QUR’AN Kajian Tafsir Tahlili Surat al-A’raf Ayat 175-178” Skripsi - eprint UIN Raden Fatah Palembang Wahyu’s Blog Amtsalul Qur’an dan Penggunaannya dalam Berdakwah AMTSAL MEDIA PENDIDIKAN DALAM AL-QURAN Proses pendidikan yang menggunakan media amtsal perumpamaan, - [PDF Document] Penggunaan IT Dalam Penafsiran Al-Qur’an-Flip eBook Pages 1 - 23 AnyFlip AnyFlip Ayat Ayat Muhkam Dan Mutasyabih Jurnal Pdf Untitled PROLOG Al-Qur’a>n al-Kari>m yang berada di tengah-tengah manusia dewasa ini, telah diyakini bahwa ia tidak berbeda sedikit pun dengan al-Qur’an yang disampaikan. - ppt download Metode pengajaran Semester 6 PUTM PUTRI Bersama Ustadz Buku Tafsir Ayat-Ayat Perumpamaan Amtsal Al-Qur’an Shopee Indonesia Tanya Jawab Soal Alquran dan Hikmahnya 1 Yayasan Pondok Pesantren Fathurrahman Jeringo Amtsal dalam Al-Qur’an Sastra A - [PDF Document] PENAFSIRAN AYAT-AYAT ḤIFẒ AL-AQL PERSPEKTIF TAFSIR MAQĀṢIDI
PertanyaanPenting Seputar Tafsir Ilmi Ayat Sains Al Qur’an Abad 22 dari PT Widya Cahaya adalah mengenai tafsir sains lipi, tafsir ilmi, foto tafsir ilmi, buku tafsir ilmi, buku quran science 14 jilid, ayat quliyah tentang pangan, ayat al quran tentang sains, ayat al quran tentang ilmi. Untuk selengkapnya akan kami jawab pada postingan ini untuk Anda yang BAB I PENDAHULUAN Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap caranya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tidak ternoda kejahatan akan menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hanya sepintas kilas. Sedangkan jiwa yang tertutup awan kejahilan dan diliputi gelapnya kebatilan tidak tergoncang hatinya kecuali dengan pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoncang keingkarannya itu. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan sebuah pernyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan “sumpah” yang langsung difirmankan oleh Allah Swt. Sumpah dalam konotasi bahwa Al-Qur’an disebut qasam. Qasam sumpah dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang di ingkarinya.[1] BAB II PEMBAHASAN a. Pengertian Qasam Aqsamul Qur’an Menurut bahasa, aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam yang berarti sumpah. Sedangkan istilah aqsam dapat diartikan sebagai ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu pesan dengan menggunakan kata-kata qasam Namun dengan pemakaiannya para ulama ada yang hanya yang menggunakan istilah al-Qasam saja seperti dalam kitab al-Burhan fi Ulumil Qur’an karangan imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi.[2] Ada juga yang mengidofatkannya dengan al-Qur’an, sehingga menjadi Aqsamul Qur’an seperti yang dipakai dalam kitab al-Itqan fi Ulumil Qur’an karangan Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Kedua istilah tersebut hanya berbeda pada konteks pemakaian katanya saja, sedangkan maksudnya tidak jauh berbeda.[3] Kalau demikian maka yang dimaksud dengan aqsamul qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah Allah Swt yang terdapat dalam Al-Qur’an. Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih.[4] Dalam al-Qur’an, ungkapan untuk memaparkan qasam adakalanya dengan memakai kata aqsama, dan kadang-kadang dengan menggunakan kata halafa. Contoh penggunaan kedua kata tadi antara lain sebagai berikut tPöqtƒ ãNåkçZyèö7tƒ ª!$ $Yè‹ÏHsd tbqàÿÎ=ósuŠsù ¼çms9 $yJx. tbqàÿÎ=øts† ö/ä3s9 tbqç7¡øts†ur öNåk¨Xr& 4’n?tã >äóÓx 4 Iwr& öNåk¨XÎ ãNèd tbqç/É‹»s3ø9$ ÇÊÑÈ Artinya “Ingatlah hari ketika mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya bahwa mereka bukan musyrikin sebagaimana mereka bersumpah kepadamu, dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu manfaat. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.” QS. Al-Mujadilah 18 ÏÈ Artinya “Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu Mengetahui”. Al-Waqi’ah 76.[5] Huruf-huruf yang digunakan untuk qasam ada tiga Pertama, huruf wawu, seperti dalam firman Allah Swt Éb>uuqsArtinya “Maka demi Tuhan langit dan bumi, Sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar akan terjadi seperti perkataan yang kamu ucapkan.” QS. Adz-Dzariyat23 Kedua, huruf ba, seperti firman Allah Swt. IÊÈ Artinya “Aku bersumpah demi hari kiamat.” QS. Al-Qiyamah 1 Bersumpah dengan menggunakan huruf ba bisa disertai kata yang menunjukkan sumpah, sebagaimana contoh di atas, dan boleh pula tidak menyertakan kata sumpah, sebagaimana dalam firman Allah Swt. ÑËÈ Artinya “Iblis menjawab “Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan merekanya.” QS. Shaad 82 Sumpah dengan menggunakan huruf ba bisa menggunakan kata terang seperti pada dua contoh di atas, dan bisa pula menggunakan kata pengganti dhomir sebagaimana dalam ucapan keseharian. الله رب وبه احاف لينصرنّ المئمنين Ketiga, huruf ta, seperti firman Allah Swt ÎÏÈ Artinya “Demi Allah, Sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.”An-Nahl 56. Sumpah dengan menggunakan huruf ta tidak boleh menggunakan kata yang menunjukkan sumpah dan sesudah ta harus disebutkan kata Allah atau rabb.[6] Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam bih dan muqsam alaih. * Adat qasam adalah sighat yang digunakan untuk menunjukkan qasam, baik dalam bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebagai pengganti fil’il qasam. Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman Allah Swt ÌÑÈ Artinya “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” tidak demikian, bahkan pasti Allah akan membangkitkannya, sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.”QS. An-Nahl ayat 38. Adat qasam yang banyak dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah SWT. ËÈ Artinya “Demi buah Tin dan buah Zaitun dan demi bukti Sinai.” QS. At-Tin 1-2 Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il qasam adalah huruf ta seperti dalam firman Allah SWT وت الله لأ كيدنّ أصنمكم بعد أن تولّوا... Artinya “Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. *. Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung Allah, dan ada kalanya dengan menggunakan nama-nama ciptaan-Nya. Qasam dengan menggunakan nama dalam Al-Qur’an hanya terdapat dalam tujuh empat yaitu a. QS. Adz-dzariyat ayat 43 d. QS. Maryam ayat 68 b. QS. Yunus ayat 53 e. QS. Al-Hijr ayat 92 c. QS. At-Taghabun ayat 17 f. QS. An-Nisa ayat 65 g. QS. Al-Ma’arij ayat 40 Misalnya firman Allah SWT *ÎÌÈ Artinya “Dan mereka menanyakan kepadamu “Benarkah azab yang dijanjikan itu? Katakanlah “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput daripadanya.”QS. Yunus ayat 53 Selain pada tujuh tempat diatas, Allah memakai qasam dengan nama-nama ciptaan-Nya seperti dalam firman Allah Swr * Ixsù ÞOÅ¡ø%é& ÆìÏ%ºuqyJÎ/ ÏQqàfZ9$ ÇÎÈ Artinya “Maka aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang.”QS. Al-Waqi’ah 75. * Al-Muqsan alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam alaih merupakan suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari qasam. Di dalam Qur’an terdapat dua muqsan alaih, yaitu yang disebutkan secara tegas atau dibuang jenis yang pertama terdapat dalam ayat-ayat sebagai berikut ÏÈ Artinya “Demi angin yang menerbangkan debu dengan kuat dan awan yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan malaikat-malaikat yang membagi-bagi urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sesungguhnya hari pembalasan pasti terjadi.”QS. Adz-Dzariyat1-6 Jenis kedua muqsan alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karena alasan sebagai berikut Pertama, di dalam muqsam bih nya sudah terkandung makna muqsam alaih. Kedua, qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari reaksi ayat dalam surat yang terdapat dalam al-Qur’an. Contoh jenis ini dapat dilihat misalnya dalam alat yang berbunyi È Artinya “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi gelap.” QS. Ad-Dhuha 1-2 Qasam itu adakalanya zhahir dan adakalanya mudmar. * Zhahir, ialah sumpah didalamnya disebutkan fi’il qasam bih. Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada umumnya, karena dicukupkan dengan huruf jar berupa ba, wawu dan ta. Seperti dalam firman Allah Swt ËÈ Artinya “Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali.” QS. Al-Qiyamah 1-2. * Mudhmar ialah yang didalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang masuk kedalam jawab qasam, seperti firman Allah لتبلونّ فى أموالكم وأنفسكم Artinya “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan juga kamu sungguh-sungguh.” e. Tujuan Aqsam dalam Al-Qur’an Menurut Manna al-Qhaththan, tujuan qasam dalam al-Qur’an adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengukuhkan dan mewujudkan muqsam alaih. Karena itu, muqsam alih berupa sesuatu yang layak untuk dijadikan sumpah, seperti hal-hal yang tersembunyi, jika qasam itu dimaksudkan untuk menetapkan kebenaran. 2. Untuk menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an.[7] f. Faedah Aqsam dalam Al-Qur’an Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang mashur untuk memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al-Karim diturunkan untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-macam terhadapnya. Diantaranya ada yang meragukan, ada yang mengingkari dan ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah qasam dalam Kalamullah, guna menghilangkan keraguan, melenyapkan, kesalahpahaman, menegakkan hujjah, menguatkan khabar dan menerapkan hukum dengan cara paling sempurna.[8] Bersumpah dengan selain Allah Dr. Bakri Syekh Amin dalam buku at-Ta’bit Alfan fil Qur’an bahwa sumpah dengan selain nama Allah dihukumi dengan masyrik. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Umar ra, yang artinya ان رسول الله صلى الله عليه وسلم من حلف بغير الله فقد كفر او شرك رواه الترمذى “Barang siapa bersumpah dengan selain Allah, maka berarti dia telah kafir atau musyrik.”HR. Tirmidzi. ان الله اقسم بما ساء من خلقه و ليس لا احد ات يقسم الا با لله رواه ابن ابي حاتم Dalam hadits disebutkan, yang artinya “Sesungguhnya Allah bersumpah bisa dengan makhluk-Nya apa saja. Tetapi seorangpun tidak boleh bersumpah selain dengan nama Allah.”HR. Ibn. Abi Hatim. Ada pula yang mengatakan bahwa sumpah dengan selain Allah diperbolehkan berdasarkan hadits Bukhari yang artinya sebagai berikut “Ketika pada saat Rasulullah SAW sayyidina Abu Bakar ra membuka kain penutup wajah Nabi Saw lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh Beliau SAW seraya berkata Demi ayahku, dan Engkau dan Ibuku wahai Rasulullah... Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati.”Shahihul Bukhari no. 1184, 4187 Namun kebanyakan ulama tetap mengharapkan bersumpah selain dengan nama Allah. Selain dari unsur-unsur dari redaksi sumpah tersebut di atas, yang paling fundamental adalah rukun sumpah yang merupakan unsur-unsur sumpah muncul. Nashruddin Baidan mengungkapkan bahwa rukun sumpah ada 4, yaitu 1. Muqsim pelaku sumpah 2. Muqsam Bih sesuatu yang dipakai sumpah 3. Adat Qasam alat untuk bersumpah Muqsam “Allah berita yang dijadikan isi sumpah atau disebut juga dengan jawab sumpah[9] BAB III KESIMPULAN Dari uraian yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan Aqsamul Qur’an adalah salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang pengertian, unsur-unsur, bentuk-bentuk, tujuan, serta manfaat faedah sumpah-sumpah Allah, dimana sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an itu menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai Maqsam bih. Aqsamul Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas suatu informasi yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untuk memperkuat informasi kepada orang lain yang mungkin sedang mengingkari suatu kebenarannya, sehingga informasi itu dapat diterimanya dengan penuh keyakinan. DAFTAR PUSTAKA Buchori, Didin Saefuddin. 2005. Perdana Memahami Al-Qur’an. Bogor Granada Sarana Pustaka. Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Qur’an dan Ulumul Qur’an. Yogyakarta PT. Dana Prima Yasa. Manna’ Khalil Al-Qattan. 2009. Mabahitsu fi Ulumil Qur’an Studi imu-ilmu Qur’an. Jakarta PT. Halim Jaya. Nashruddin Baidan, 1998. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Nashruddin Baidan. 2005. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta Pustaka Pelajar. [1] Manna khalil al-qattan studi ilmu-ilmu qur’an [2] Al burhan fi ulumil qur’an, oleh az zarkasyi [3] Al Itqan fi Ulumil qur’an, oleh Imam assayuthi [4] Nasruddin Baidan Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta Pustaka Pelajar. 1998. Hal 213 [5] Nashruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Pustaka Pelajar. 1998. Hal 233 [6] Manna Qathan, Mabakhisfi Ulum Al-Qur’an. Terj Moh. Abdul A’la. Jakarta Cendawan. Hal 207. [7] Nashruddin Baidan. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta Pustaka Pelajar. 2005. Hal 203 [8] Manna “Khalil Al-Qattan. 2009. Mabahitsu fi Ulumil Qur’an Studi Ilmu-ilmu qur’an. Jakarta PT. Halim Jaya. [9] Nashruddin Baidan. Wawancara Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta Pustaka Pelajar. 2005. Hal 203.

Ilmuaqsamil qur’an Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Ulumul Qur’an” Dosen Pe

0% found this document useful 0 votes63 views8 pagesDescriptionAqsamul QuranCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes63 views8 pagesAqsamul QuranJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. EODD8n.
  • 8e3jyezoff.pages.dev/311
  • 8e3jyezoff.pages.dev/586
  • 8e3jyezoff.pages.dev/610
  • 8e3jyezoff.pages.dev/210
  • 8e3jyezoff.pages.dev/311
  • 8e3jyezoff.pages.dev/799
  • 8e3jyezoff.pages.dev/118
  • 8e3jyezoff.pages.dev/814
  • 8e3jyezoff.pages.dev/224
  • 8e3jyezoff.pages.dev/449
  • 8e3jyezoff.pages.dev/381
  • 8e3jyezoff.pages.dev/537
  • 8e3jyezoff.pages.dev/239
  • 8e3jyezoff.pages.dev/68
  • 8e3jyezoff.pages.dev/724
  • pertanyaan tentang aqsamul qur an